MOMENTUM, Bandarlampung – Peresmian Masjid Raya Al-Bakrie pada Jumat, 12 September 2025, disambut hangat masyarakat dan tokoh ormas Islam di Lampung. Masjid megah yang berdiri di pusat kota itu tidak hanya digadang sebagai ikon baru, tetapi juga diharapkan menjadi simpul peradaban Islam di provinsi ini.

Ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Lampung, Buya Firmansyah, menegaskan bahwa keberadaan masjid tidak boleh berhenti pada fungsi fisik sebagai landmark. Menurutnya, masjid harus berkembang menjadi pusat dakwah, pendidikan, dan penguatan karakter umat.

“Masjid ini bukan hanya indah secara arsitektur, tetapi berpeluang besar menjadi ikon dakwah dan pembinaan umat,” kata Firmansyah usai peresmian.

Ia mendorong pengelola Masjid Raya Al-Bakrie untuk membuka ruang kolaborasi dengan pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan Islam lain. Dengan begitu, masjid dapat berfungsi lebih luas, tidak sebatas tempat ibadah.

“PERTI melihat peluang sinergi ini sangat terbuka. Masjid bisa menjadi ruang penguatan nilai Islam jika melibatkan pesantren, madrasah, serta lembaga pendidikan lain secara kolaboratif,” ujarnya.

Firmansyah menambahkan, PERTI Lampung siap berkontribusi melalui program kajian, pelatihan dai, hingga konferensi ulama. Namun ia mengingatkan perlunya keterlibatan lintas organisasi Islam agar manfaat masjid bisa dirasakan lebih inklusif.

Menurutnya, tantangan terbesar ke depan bukan pembangunan fisik, melainkan menjaga keikhlasan dalam mengelola masjid. Ia juga menitipkan pesan kepada generasi muda agar menjadikan Masjid Raya Al-Bakrie sebagai ruang kreativitas positif.

“Kalau empat fungsi masjid sebagaimana dicontohkan Rasulullah—pusat dakwah, ibadah, pendidikan, dan sosial—dapat dioptimalkan, Masjid Raya Al-Bakrie akan benar-benar menjadi pusat peradaban Islam di Lampung,” tandasnya. (**)