MOMENTUM, Bandarlampung--Antrean kendaraan kerap terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lampung, disinyalir akibat peningkatan konsumsi BBM jenis solar.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Fatikhatul Khoiriyah, turut menyoroti persoalan yang sejak lama dikeluhkan masyarakat. Ia menyebut kondisi ini berdampak serius terhadap aktivitas ekonomi, terutama di sektor pertanian, transportasi, hingga nelayan.
“Kita mendapat banyak keluhan dalam beberapa hari terakhir. Ada kelangkaan solar, dan itu menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu. Walaupun tersedia, antreannya sangat panjang dan sering kali sampai di tempat solar sudah habis,” kata Fatikhatul, Senin (29-9-2025).
Dia mengakatan, kelangkaan solar yang terjadi bisa menghambat berbagai sektor vital yang menopang perekonomian di Lampung.
“Alat pertanian butuh solar, kendaraan butuh solar, nelayan tidak bisa melaut tanpa solar, sopir tidak bisa beraktivitas. Bahkan kebutuhan petani juga terhambat. Ini jelas mengganggu roda ekonomi daerah,” jelasnya.
Ia menyampaikan, pihaknya akan mendorong semua pihak terkait untuk duduk bersama mencari solusi terbaik agar kelangkaan solar bisa segera diatasi.
“Kita dorong kolaborasi antarinstansi, termasuk pengawasan yang ketat. Sebab selain menjalankan fungsi pengawasan, kami di DPRD juga berhubungan langsung dengan masyarakat. Maka kami harus memahami dan menyuarakan keresahan mereka,” terangnya.
Terkait isu dugaan penimbunan solar, Fatikhatul mengaku akan menindaklanjuti informasi tersebut.
“Kita akan cari tahu apakah benar ada oknum yang melakukan penimbunan hingga menyebabkan ketersediaan solar berkurang. Kalau terbukti, tentu pihak berwenang harus bertindak tegas. Dan kami pastikan DPRD akan mengawasi itu,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, antrean kendaraan yang kerap terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dikarenakan adanya peningkatan konsumsi BBM jenis solar.
Kabid Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung Sopan Sopian Atiek mengatakan, peningkatan konsumsi itu terjadi sejak bulan Juli 2025.
"Kalau bulan Januari sampai Juni itu memang penyalurannya di bawah kuota. Tapi mulai bulan Juli memang terjadi peningkatan," kata Sopian saat diwawancarai, Senin (22-9-2025).
Dia menjelaskan, pada bulan Juli penyaluran solar meningkat sekitar 5.000.000 liter. Lalu bulan Agustus ada penambahan 9.000.000 liter.
"Bulan September ini kemungkinan bertambah 10 ribu KL (kiloliter). Ini diperkirakan akan terus terjadi sampai bulan Desember nanti," jelasnya.
Menurut dia, peningkatan tersebut diduga disebabkan kegiatan-kegiatan perekonomian meningkat. Termasuk kegiatan proyek pembangunan pemerintah.
"Kemungkinan penambahan itu karena adanya kegiatan ekonomi yang meningkat, artinya kebutuhan masyarakat seperti transportasi," ungkapnya.
Dia memastikan pasokan solar akan terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terutama di SPBU daerah-daerah perlintasan.
"Kita bersama dengan pertamina beberapa minggu kemarin sudah cek di 8 kabupaten memang kondisinya begitu. Ada SPBU yang kuotanya tidak mencukupi. Ini pertamina melihat kalau daerah lintas dia akan ditambah," tuturnya. (**)
Editor: Muhammad Furqon