Kadafi: Ruang Digital Jadi Kekuatan Baru Pelestarian Budaya Lampung

img
Kementerian Kebudayaan RI berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI menggelar Diskusi Budaya di Hotel Urban Pringsewu. Foto: Sulistyo.

MOMENTUM, Pringsewu -- Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Kadafi menegaskan bahwa ruang digital kini menjadi kekuatan baru dalam memperkuat identitas budaya sekaligus mendorong kemajuan pariwisata di Lampung. Menurut dia, tantangan sekaligus peluang terbesar saat ini adalah mengoptimalkan kekayaan budaya daerah melalui pemanfaatan teknologi digital yang mumpuni dan profesional.

Hal itu disampaikan Kadafi saat membuka Diskusi Budaya secara daring dari Hotel Urban Pringsewu, Minggu (30/11/2025). Kegiatan yang diikuti 70 peserta tersebut merupakan kolaborasi Kementerian Kebudayaan RI dan Komisi X DPR RI dengan fokus pembahasan Budaya Lampung di Era Digital.

Kadafi mengatakan, Lampung memiliki kekayaan budaya, nilai luhur, dan filosofi hidup yang tetap relevan hingga kini. Dia mencontohkan lagu “Tabola Bale” yang berhasil menarik perhatian publik berkat kreativitas generasi muda. “Ini bukti bahwa warisan budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi sumber inspirasi yang terus hidup,” ujarnya.

Ia menekankan peran penting generasi Z sebagai “native digital” untuk menjadi duta budaya yang dapat menampilkan budaya Lampung dengan cara yang segar dan mudah diterima dunia. Digitalisasi, kata Kadafi, bukanlah ancaman bagi tradisi, melainkan alat baru untuk memperluas jangkauan budaya melalui media sosial, konten kreatif, hingga e-commerce.

Diskusi tersebut menghadirkan narasumber pemerhati budaya Pringsewu, Eka Zurida Aufal Fitri dan Tuti Handayani. Hadir pula perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Dini Nurdiyawati dan Eberg Johan, serta tokoh masyarakat Aris Dermawan.

Tenaga Ahli Komisi X DPR RI, Rizki Aji Pratama, mengimbau peserta memanfaatkan kegiatan ini untuk menambah wawasan. “Ambil ilmu terbaik yang disampaikan narasumber dan sebarkan kembali kepada masyarakat,” ujarnya.

Sehari sebelumnya, Sabtu (29/11/2025), juga digelar rangkaian Diskusi Budaya yang membahas tiga tema: merawat akar budaya, regenerasi musik tradisional Lampung di era digital, serta pengembangan kreativitas untuk menjaga warisan Tapis Lampung dan budaya Lampung di era digital beserta peluang dan tantangannya. (**)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos