Banjir Sumatera, Mukhlis Basri: Pemerintah Harus Tegas Atasi Penggundulan Hutan

img
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Mukhlis Basri.

MOMENTUM, Bandarlampung--Pernyataan pemerintah pusat yang menyebut bahwa banjir bandang bukan akibat aktivitas manusia justru bertolak belakang dengan kesaksian kepala daerah yang melihat langsung kayu-kayu hasil penebangan terbawa arus.

Fakta di lapangan menunjukkan adanya potongan kayu yang jelas bukan tumbang alami.

Hal ini memunculkan pertanyaan besar: apakah kerusakan hutan di tiga provinsi—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—sudah sedemikian parahnya hingga menyebabkan bencana besar? Atau ada aktivitas alih fungsi lahan, termasuk untuk perkebunan, yang tidak diawasi dengan ketat?

Dalam keterangan yang diterima Harianmomentum.com, Rabu (3-12-2025), Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Mukhlis Basri menegaskan, pemerintah harus bertindak tegas dan memberikan penjelasan transparan, agar bencana banjir tidak terjadi di provinsi lain.

"Persoalan ini bukan hanya soal satu bencana, tetapi cerminan buruknya kondisi hutan Indonesia yang terus menyusut," kata dia.

Masih kata dia, negara harus hadir dengan kebijakan yang jelas, bukan membiarkan publik diterpa informasi yang saling bertentangan.

"Keselamatan warga dan keberlanjutan hutan tak bisa dikorbankan karena kelalaian atau pengabaian pengawasan," ujar dia.

Berdasarkan data, jumlah korban bencana banjir Sumatera kembali meningkat berdasarkan data terkini BNPB yang dirilis pada Selasa (2-12-2025) malam.

Laporan resmi menyebutkan bahwa total korban meninggal mencapai 744 jiwa, sementara 551 warga lainnya masih belum ditemukan.

Dalam data terkini BNPB yang dihimpun pukul 23.30 WIB, Aceh menjadi wilayah paling terdampak dengan catatan 218 korban meninggal dan 227 orang hilang.

Empat kabupaten juga masih terisolasi karena akses darat terputus, yakni Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.

Di wilayah Sumatera Utara, BNPB mencatat jumlah korban bencana banjir Sumatera yang meninggal mencapai 301 jiwa.

Masih ada 163 orang yang terus dicari, terutama di daerah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, hingga Tapanuli Utara.

Sementara itu, di Sumatera Barat, data terkini BNPB menunjukkan 225 korban meninggal dan 161 orang hilang.

Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang menjadi area yang mengalami kerusakan paling parah akibat banjir dan longsor yang terjadi di kawasan Gunung Singgalang.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos