Harianmomentum--Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor
produktif 40 persen dari alokasi 2017 yang mencapai Rp 110 triliun. Namun
begitu, Per tanggal 3 April 2017 penyaluran KUR baru mencapai 18 persen atau
Rp19,8 triliun.
Menanggapi fakta tersebut, anggota Komisi XI DPR RI
Heri Gunawan khwatir penyaluran KUR tidak akan maksimal.
“Dalam perhitungan saya, semestinya paling
sedikit ada di angka Rp 30 triliun atau kurang lebih 27 persen. Ini adalah
bukti bahwa sosialisasi KUR masih lemah. Saya melihat masalahnya ada di
sosialisasi yang belum masif dan pada mekanisme pengajuan yang masih terkait
dengan di mana, bagaimana, serta termasuk juga menyangkut persyaratan
administrasi,” papar Heri dalam keterangan tertulisnya, dikutip RMOL.CO,
Kamis (13/4).
Ia menjelaskan, sasaran besar pemerintah yang
ditargetkan 40 persen adalah kelompok produktif masyarakat di sektor pertanian,
perikanan dan industri pengolahan, perburuhan (TKI) yang sebagian besar ada di
titik-titik yang minim akses informasi.
“Dengan format sosialisasi yang masif, maka saya
meyakini respon kelompok masyarakat produktif yang menjadi sasaran itu akan
lebih besar, dan kemudahan pemberian akses juga akan membuat penyaluran KUR
akan lebih baik,” ujarnya.
Heri juga mengatakan bahwa sebelumnya, Komisi XI
DPR RI sangat mendukung upaya dan tekad pemerintah untuk menggeser penyaluran
KUR ke sektor-sektor produktif di luar sektor perdagangan seperti
pertanian-perikanan dan industri pengolahan, perburuhan (TKI) dan usaha mikro
kecil-menengah.
Sebab, sektor-sektor itu memang kecil porsinya,
yakni sektor pertanian-perikanan dan industri pengolahan, perburuhan (TKI)
hanya sekitar 17,3 persen, sektor perikanan 1,2 persen, industri pengolahan 4,1
persen, dan jasa 11 persen, sementara perburuhan (TKI) sendiri hanya 2 persen.
Sementara itu, porsi penyaluran KUR di luar
Pulau Jawa juga harus lebih masif, mengingat porsinya masih relatif kecil
antara lain Sumatera 20,2 persen, Sulawesi 9,4 persen, Bali dan Nusa Tenggara
7,4 persen, Kalimantan 6,1 persen, Papua 1,6 persen, dan Maluku 0,7 persen.
“Oleh sebab itu, saya meminta kepada pemerintah
dan pihak-pihak terkait untuk melakukan beberapa langkah, diantaranya yaitu
meminta kepada Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus
melakukan sosialisasi KUR kepada masyarakat, platform sosialisasi juga harus
lebih bervariasi, mudah dipahami, dan langsung ke titik-titik saran. (Red)
Editor: Harian Momentum