Harianmomentum.com--Bupati
H Sujadi mengharapkan kepada pihak Business Development Center (BDC) Kabupaten
Pringsewu agar bisa menjadi garda terdepan meningkatkan managemen industri dari
16 persen menjadi 17 persen di wilayah setempat.
Sebab setelah dua tahun
Program BDC berjalan di Kabupaten Pringsewu, hasilnya sudah dirasakan oleh
masyarakat Kabupaten Pringsewu khususnya oleh Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM).
"Sekarang sudah ada
78 KSM binaan BDC Pringsewu dengan produk batu bata, genteng dan aneka olahan
makanan. Tetapi, mari perlu kita kembangkan lagi produk-produk unggulan
Pringsewu," kata Sujadi saat membuka pelatihan pengembangan kapasitas
Komite, pengelolaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) binaan Business
Development Centre (BDC) Pringsewu Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kabupaten
Pringsewu, berlangsung dua hari Kamis-Jum'at (15-16/3) di Hotel Urban
Pringsewu.
Sujadi menuturkan BDC
Pringsewu masih terbaik Se-Indonesia dalam pengelolaan kegiatannya. Hal itu
dapat dibuktikan dengan kunjungan langsung Task Team Leader Islamic Development
Bank (IDB) dan Kementerian PUPR sebagai Leading Sektor program ke Kabupaten
Pringsewu, yang hanya khusus untuk meninjau kegiatan BDC dan KSM.
"Bahkan Pemkab
Pringsewu mendapat informasi jika BDC Pringsewu tahun 2017 sudah mandiri
membiayai operasionalnya dan sudah mampu menghasilkan keuntungan,"
jelasnya.
Disisi lain Bupati
Sujadi memaparkan bahwa di Pringsewu sekitar 25 persen menghasilkan produk
pertanian sedang Produk industri perekonomian sekitat 16 persen.
"Saya berharap
industri perekonomian ini harus berkembang yang dimulai dari pengembangan
manajerial seperti yang dikelola BDC Pringsewu," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Komite
Business Development Centre (BDC) Pringsewu Hendri Yusuf menuturkan tujuan
digelarnya pelatihan tersebut sebagai bentuk komitmen untuk lebih meningkatkan
SDM personil BDC dan anggota KSM.
Dengan harapan ke depan
pihak BDC akan terus mengembangkan produk unggulan Kabupaten Pringsewu lainnya,
tidak hanya batu bata, genteng, emping melinjo, olahan makana Japri dan beras
Kotani saja. Melainkan masih banyak produk unggulan lain yang perlu
dikembangkan lagi.
"Namun, untuk
menjalankan program itu, kami membutuhkan masukan dari berbagai stake holder
BDC serta mendukung melalui kerja sama/kolaborasi agar peranannya lebih
meningkat lagi," harapnya.
Handri Yusuf yang juga
menjabat Kabid Bina Marga pada Dinas PU Pera Kabupaten Pringsewu memaparkan bahwa Kabupaten Pringsewu sejak 2015 menjadi
lokasi pilot program BDC bersama 15 kabupaten/kota se-wilayah satu berdampingan
dengan program Kotaku di wilayah Islamic Development Bank (IDB).
Program BDC yakni
pengelolaan terdiri dari manager, administrasi, tenaga ahli pemasaran dan
asisten tenaga ahli.
Kemudian pada 2016 dan
2017 peran BDC Pringsewu yang baru tahap layanan intermediasi bisnis, pemasaran
dan pengembangan produk. "Pada 2018 ini dan selanjutnya BDC Pringsewu
bertekad naik kelas sebagai pusat inkubasi bisnis KSM, akses informasi bisnis,
pengembangan SDM dan teknologi tepat guna serta mampu memfasilitasi akses
pembiayaan bisnis KSM," papar Handri Yusuf.
Sementara, Ketua panitia
Ade Rifa'i memaparkan agenda pelatihan yang diikuti sekitar 60 peserta KSM
berlangsung dua hari, diamana para peserta akan diberi beberapa materi oleh
sejumlah pemateri dari tim tenaga ahli sesuai dengan bidanganya.
Sedang materi itu
diantaranya, materi perluasan pasar KSM dan BDC oleh Ismuliadi Zakaria (Kadin
Provinsi Lampung), Pengembangan dan inovasi produk unggulan oleh Adiansyah
(Akademisi Unila), Pengembangan kelembagaan BDC - KSM oleh Erwanto
(pengusaha/komunitas tangan di atas).
"Materi tentang
peran BDC, SUPU, KSM oleh Ridwan (Korkot Pringsewu) dan materi Managemen
pengelolaan BDC oleh Andiyanto (KMW Lampung)," jelas Ade Rifa'i.
Hadir pada pembukaan
itu Asisten II Sekab Pringsewu Junaidi Hasyim dan sejumlah kepala OPD terkait
serta peserta. Agenda tersebut juga diselipi pembangian doorprize dari pihak
sponsor. (lis)
Editor: Harian Momentum