Harianmomentum.com--Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Barisan Kader
(Barikade) Gus Dur Provinsi Lampung siap mengawal proses demokrasi di wilayah
setempat.
Ketua DPW Barikade Gusdur Provinsi Lampung, M. Irfandi
Romas mengatakan, saat ini telah terbentuk kepengurusan di sebagian
kabupaten/kota.
“Kita sedang dalam tahap finalisasi untuk pembentukan Dewan
Pengurus Cabang (DPC) di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Lampung,” kata
Irfandi kepada harianmomentum.com, Senin (29-7).
Lebih lanjut mantan politisi PKB itu mengatakan,
kepengurusan Barikade Gus Dur terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, ada
dari kalangan parpol, milenial dan emak-emak.
“Agenda Barikade Gus Dur di Lampung kedepan antara lain di
bidang keagamaan, sosial, politik, kemasyarakatan dan membela hak kaum
minoritas,” jelasnya.
Menurut dia, Barikade Gus Dur akan ikut mengawal proses
demokratis di wilayah Lampung.
“Dalam waktu dekat kami akan mengagendakan untuk
bersilaturahmi dengan stake holder pemerintahan di Provinsi Lampung termasuk
para tokoh masyarakat dan ulama. Kami ingin memberi manfaat untuk umat seperti
yang diajarkan oleh almarhum Gus Dur,” ungkapnya.
Sebelumnya Irfandi menjelaskan, Barikade Gus Dur digagas oleh para santri mantan
Presiden RI Ke 4 itu.
Organisasi tersebut merupakan gerakan lintas partai, suku,
agama, ras dan golongan.
“Organisasi ini merupakan binaan putri almarhum Gus Dur,
Yenny Wahid,” sebutnya.
Selain Barikade Gis Dur, kata Irfandi, para santri almarhum
KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, telah membentuk Jaringan Gusdurian yang
telah ada di berbagai Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia.
Gusdurian adalah jaringan para pengagum Gus Dur. Kalangan
itu tergabung dari berbagai lintas agama, partai dan golongan yang bertujuan
untuk meneruskan perjuangan Gus Dur melalui jalur kultural.
Jadi, kata Irfandi, secara kelompok Gusdurian tidak
berpolitik praktis walaupun anggotanya ada yang merupakan orang parpol
tertentu.
“Kalau Gusdurian kan kultural, anggotanya ada di mana-mana
bahkan di semua partai ada,” jelasnya.
Jaringan kerja dengan ranah kultural/non-politik bernama
Gusdurian cenderung tidak menentukan sikap politik pada Pilpres lalu dan juga
Pilkada di daerah.
Sebab, Gusdurian berisikan murid, pengagum, serta penerus
nilai-nilai Gus Dur yang sejatinya berpolitik secara netral.
"Gusdurian itu bukan organisasi politik. Jadi
Gusdurian ini adalah penjaga nilai-nilai yang selama ini diperjuangkan oleh Gus
Dur, jadi akan selalu berjuang melalui jalur kultural," paparnya.(acw)
Editor: Harian Momentum