MOMENTUM, Bandarlampung--Papua telah menjadi bagian dari NKRI, tidak hanya itu Indonesia tentu memiliki peran dalam menjaga Papua dari berbagai provokasi yang seakan membutakan masyarakat Papua oleh upaya Pemerintah dalam membangun Papua demi meningkatnya kesejahteraan masyarakat Bumi Cenderawasih.
Berbagai upaya dilancarkan oleh kelompok separatisme dengan tujuan untuk memisahkan Papua dari NKRI, hal tersebut tentu bukanlah masalah sepele dan harus diselesaikan. Karena Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari NKRI.
Seiring dengan keberadaan Papua pada pangkuan Ibu Pertiwi ( NKRI ), muncul pula gerakan yang menamakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tujuannya adalah untuk melepaskan diri dari NKRI. Tindakan tersebut dilakukan dengan berbagai teror bersenjata terhadap pemerintah, baik TNI/Polri maupun warga sipil.
Konsep NKRI juga dengan tegas telah menyatakan sebagai negara yang berpulau – pulau dengan keanekaragaman suku dan budaya yang mewajibkan tiap orang saling menghormati. Sehingga, baik itu orang Melayu, Jawa, Aceh, Maluku, Papua dan yang lainnya adalah satu kesatuan bangsa Indonesia.
Semestinya, melalui berbagai upaya pembangunan yang semakin intens dilakukan oleh pemerintah, justru menyadarkan anggota – anggota kelompok separatis bahwa apa yang mereka perjuangkan selama ini tidak tepat dan malah menyebabkan Papua semakin terpuruk.
Tindakan yang dilakukan oleh kelompok separatis selama ini justru menyebabkan pembangunan d Papua terhambat. Sehingga hal tersebut menjadi bukti bahwa Papua akan menjadi lebih sejahtera apabila tetap berada dalam naungan NKRI.
Oleh karena itu, kita jangan mudah terjebak dalam gerakan provokatif yang digembar – gemborkan oleh kelompok separatis OPM, kita juga harus tetap waspada terhadap ikut campurnya negara lain melalui aksi – aksi propaganda yang luar biasa dahsyat.
Padahal, menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengungkapkan bahwa Papua selalu menjadi perhatian Presiden Jokowi. Ditambah lagi dengan subsidi untuk wilayah tersebut diberikan lebih besar dari penghargaan yang diberikan PT Freeport. Dari Sektor ekonomi juga banyak mengira bahwa Indonesia yang mengambil sumber daya alam (SDA).
Namun kita juga perlu mengetahui, semua penghasilan besar freeport dan gas itu kurang lebih Rp 20 triliun pajak royaltinya. Tapi pemerintah telah menggelontorkan anggaran pembangunan subsider hampir Rp 100 triliun.
Salah satu komitmen pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Papua adalah dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem 2 x 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Prafi 2x1 25 MW. Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kilovolt Genyem-Waena-Jayapura sepanjang 174,6 kilo meter sirkit.
Selain itu, ada pula Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilovolt Holtekamp-Jayapura sepanjang 43,4 kilometer sirkit, Gardu Induk Waena-Sentani 20 Megavolt Ampere dan Gardu Induk Jayapura 20 Megavolt Ampere.
Kita ambil contoh di Kampung Harapan Jaya, Kabupaten Raja Ampat, yang merupakan salah satu dari 5 kampun yang mulai teraliri listrik oleh jaringan PLN. Empat Kampung launnya adalah Fafanlap, Yellu, Gamta dan Magey.
Masyarakat yang tinggal di Kampung Harapan Jaya telah menanti kehadiran PLN selama 35 tahun dan diyakini dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Kepala Kampung Harapan Jaya, Ali Sapua mengatakan, sebelum masukny PLN, masyarakat kampun Harapan Jaya menggunakan genset pribadi untuk menunjang aktifitas sehari – hari.
Ia mengatakan dengan masuknya layanan listrik tersebut, beban pengeluaran masyarakat menjadi lebih ringan. Selain itu tidak semua warga Harapan Jaya memiliki genset.
Hal tersebut tentu merupakan bagian dari Program Papua Terang yang menjadi komitmen PLN dalam mewujudkan listrik yang berkeadilan ke seluruh pelosok negeri.
Selain mengalrkan listrik ke desa – desa, PLN juga sedang menyiapkan pembangunan pembangkit sistem besar PLTMG 2X10 MW di Kabupaten Raja Ampat.
Dalam 1 sektor saja kita semua tentu sepakat bahwa pemerintah tidak berhenti dan tidak akan berhenti dalam meningkatkan kesejahteraan Papua, lantas dapatkah organisasi separatis seperti OPM memberikan jaminan kepada Papua untuk dapat mengalirkan listrik ke pelosok wilayah yang ada di Papua?
Bagaimana bisa sebuah organisasi separatis memperjuangkan kemerdekaan, sedangkan pihaknya tidak memberikan jaminan kesejahteraan bagi rakyat Papua. Bayangkan saja jika Papua terpisah dari Indonesia maka bisa saja harga BBM akan kembali seperti semula.
Oleh karena itu tidak ada alasan bagi Papua untuk berpisah dari NKRI, karena upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat tak perlu diragukan, NKRI Harga Mati.(**)
Oleh : Sabby Kosay. Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta
Editor: Harian Momentum