MOMENTUM, Jakarta--PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan perusahaan energi di China, Sinopec menandatangani perjanjian jual beli LNG (liquefied natural gas = gas alam) untuk tahun 2020. di China.
Perjanjian yang diteken di China, menurut Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Muktar, menandai milestone penting bagi PGN memainkan perannya secara global sebagai sub holding gas Indonesia.
Sejak mendapat tugas dari Pertamina untuk mengelola bisnis LNG secara penuh pada pertengahan 2019, PGN mulai pengembangan bisnis baru bisnis LNG baik domestik maupun global.
PGN juga menerima mandat dari pemerintah dan pemegang saham untuk mengelola dan mengintegrasi bisnis gas dan LNG d Indonesia dari midstream ke downstream untuk mencapai nilai paling optimal kepada seluruh pemangku kepentingan.
Menurut dia, PGN tidak akan berhenti untuk melayani kebutuhan energi dalam bentuk komoditas semata. “Kami sudah meninjau kesempatan untuk mengambil peran dan mengembangkan infrastruktur gas dan LNG sepanjang rantai nilai, mulai dari kepemilikan bidang likuifaksi, regasifikasi, kapal, regenerasi energi atau transmisi infrastruktur, saluran pipa dan fasilitas gas kota,” ujar Syahrial, Senin dalam rilisnya, (11-11-2019).
Syahrial menuturkan, China merupakan negara dengan potensi besar dengan beragam peluang bisnis yang bisa dijelajahi. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, China membutuhkan impor energi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kami antusias membangun kerja sama dengan Sinopec, salah satu perusahaan energi terbesar di China. Kerja sama ini merupakan awal dari apa bisa dikolaborasikan ke depan," katanya.
Dia menjelaskan, sejalan dengan upaya memperluas layanan dan portofolio di tingkat global,
Untuk menjaga ketahanan energi nasional, PGN Grup telah menyediakan gas di berbagai pasar, tidak hanya sebagai energi dan industri, tetapi juga untuk komersial, ritel, dan rumah tangga.
Menurut Syahrial, untuk menjaga stabilitas pasokan gas dalam negeri, misalnya untuk wilayah Sumatera tengah dan Jawa Timur, PGN mengganti pasokan gas dari LNG dengan memanfaatkan fasilitas terminal LNG di Lampung.
Dengan demikian para pelanggan PGN dari jaringan SSWJ yang sebagian besar merupakan sektor industri tetap dapat memenuhi kebutuhan energinya.
Selain itu, untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan gas bumi dan menjaga pasokan gas di Jawa Timur, PGN sedang dalam proses pembangunan LNG terminal di Teluk Lamong, Surabaya berkapasitas 40 BBTUD. Pembangunan terminal itu terbagi dalam tiga fase yang seluruhnya ditargetkan rampung pada 2023.
PGN juga akan membangun tujuh LNG filling station untuk kapal, lima FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga dan 17 fasilitas LNG untuk menyuplai kebutuhan kelistrikan dan menjangkau wilayah geografis Indonesia.
PGN juga akan menggenjot program jargas rumah tangga untuk menekan subsidi energi di sektor tersebut. Di 2025, PGN mentargetkan untuk bisa mengoperasionalkan 4,7 juta sambungan rumah tangga. (rls).
Editor: Harian Momentum