Sejumlah Tokoh Lampung Apresiasi Diskusi Solusi Penanganan Kerusakan Hutan

img
Ilustrasi.

MOMENTUM, Bandarlampung--Sejumlah tokoh Lampung mengapresiasi rencana penyelenggarakan diskusi publik dalam membedah kerusakan hutan. Diskusi itu diselenggarakan Universitas Bandarlampung (UBL) bekerja sama dengan Persatuwan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung

Diskusi bertajuk Membangun Sinergi dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan itu akan dihelat di Auditorium Kampus Pascasarjana UBL, Rabu 22 Januari mendatang, mulai pukul 8.00 WIB.


Menurut Akademisi Univeritas Lampung (Unila) Profesor Dr Sunarto, diskusi tersebut bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan. Sehingga masih bisa dinikmati generasi di masa mendatang.

"Bila masalah tanah dan perusakan lingkungan diabaikan, anak cucu kita tidak menikmati indahnya bumi. Hanya ada padang tandus dan kekeringan, dampaknya kelaparan," kata Sunarto, Minggu (19-1).

Guru Besar Hukum Unila itu menilai tema dalam diskusi tersebut sangat tepat. Walau begitu, ada beberapa hal yang harus difokuskan dalam diskusi tersebut.

"Pertama, masalah tanah dari hulu ke hilir. Lalu, hutan dirusak, diambil kayunya, bercocok tanam rakyat kecil juga bermasalah. Sedangkan masalah besar adalah berhadapa dengan penguasa dan pengusaha," sebutnya.

Kemudian, Sunarto juga mengingatkan diskusi itu perlu dikemas sebaik mungkin. "Kalau tidak jadi bola liar, ke sana dan ke mari. Terpecik air di dulang," ujarnya.

Meski demikian, dia sangat berharap seluruh pihak bisa berkomitmen dalam menjaga, memelihara lingkungan. Guna generasi penerus bangsa.

"Masalahnya komitmen semua pihak mau menjaga, memelihara dan melaksanakan yang diragukan. Ada tidak yang berani ke ranah itu," tegasnya.

Sementara, Mantan Ketua KPU Pringsewu A Andoyo sangat mengapresiasi penyelenggaraan diskusi tersebut. Menurut dia, banjir yang terjadi di Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus beberapa waktu lalu diduga akibat adanya kerusakan hutan.

"Banjir di Semaka kemarin ternyata kiriman air dari (Kecamatan) Ulubelu. Hutan sudah rusak. Pohon-pohon besar pada tumbang oleh tangan-tangan manusia serakah. Sudah banyak kebun kopinya," sebut Andoyo. (adw)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos