Gerakan Koko di Tubaba

img
Solihin Naday - Wartawan Harian Momentum. Foto. Ist.

MOMENTUM -- Pelaksanaan pencoblosan pilkada serentak berlangung pada 27 November 2024. Di Kabupaten Tulanbawang Barat atau Tubaba, pemilihan bupati-wakil bupati mendatang hanya diikuti satu pasang calon yaitu Novriwan Jaya dan Nadirsyah alias Nona. 

Paslon Nona yang didukung sebelas partai plitik (parpol) parlemen, mendapatkan nomor 01 pada pengundian di KPU, 23 September 2024. Pasangan ini akan melawan nomor urut 02 tanpa paslon alias kotak kosong atau koko.

Sebelas parpol yang mendukung Nona adalah Gerindra, Demokrat, Nasdem, Golkar, PKS, Buruh, PDI-P, Perindo, PKB, PAN, dan Partai Hanura.

Secara matematis, dukungan serombongan parpol yang menguasai 35 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tulangbawang Barat, tidak sulit bagi paslon Nona meraih kemenangan pada 27 November mendatang.

Namun, jika melihat perkembangan politik di masyarakat, paslon Nona tidak begitu meyakinkan untuk bisa meraih kemenangan secara mutlak. Apalagi jika kemenangan yang diinginkan adalah menang, katakan sampai seratus persen. Ini, sepetinya tidak mungkin atau bahkan mustahil.

Pehitungannya, ternyata, cukup banyak kader parpol yang tidak mendukung Paslon Nona. Tentu, hal ini tidak bisa diremehkan. Mengingat, kader partai juga memiliki massa yang akan mengikuti arah politiknya.

Salah satu tokoh pemuda Kecamatan Tulangbawang Tengah, mengungkapkan, ada kader parpol besar yang justru berkampanye dan mengajak warga untuk memilih kotak kosong atau nomor dua.

"Setiap ngobrol sana-sini (dia menyebut nama politisi) selalu mengarahkan semua orang untuk memilih koko (kotak kosong) untuk surat suara bupati dan wakil bupati kita. Padahal dia itu kan kader partai besar," katanya.

Bahkan, seorang yang biasa mengamati perkembangan politik di Tulangbawang Barat, menyatakan, "sangat  berat" Paslon NoNa mencapai suara di atas 75 persen. Meraih kemenangan pun harus berjuang keras.

Alasannya, dia menungkap, banyak kader parpol besar yang tidak mendukung Paslon Nona pada Pilkada 27 November mendatang. Kader parpol itu bahkan menyuarakan pilihan yang berbeda dengan partainya, melalui media sosial.

Menurut pemuda tadi, banyak kader parpol yang tidak sejalan dengan keputusan partainya dan menganjurkan memilih koko alias kotak kosong.

Hal itu menimbulkan spekulasi. Mulai dari kecewa terhadap keputusan partai, tidak cocok dengan paslon pilihan partai, atau bisa juga yang bersangkutan tersingkir dari kompetisi karena tidak direkomendasi untuk maju pilkada.

Hal lain yang membuat partai koko tidak dapat diremehkan di pilkada tubaba adalah pergerakan partai kotak kosong. Setiap Jumat, dipimpin Ahmad Basri dan Junaidi Farhan, melakukan gerilya ke masyarakat dan menyerukan memilih nomor urut dua atau kota kosong. 

Tim Koko yang menamakan Relawan Rakyat Tubaba Bersatu (R2TB) tersebut, melakukan Jumat berkah dengan membagikan nasi kotak dan bingkisan makanan ringan kepada pengguna jalan, yang menghabiskan ratusan bahkan ribuan bingkisan dalam satu kegiatan.

Pergerakan Tim Koko yang terus bergulir, ternyata berdampak pada pemahaman masyarakat. Tidak hanya ajakan untuk memenangkan kotak kosong. Tetapi, masyarakat menjadi mengerti, memilih dalam pilkada itu hak setiap warga negara. Termasuk memilih kotak kosong!

Tabikpun....

Oleh: Solihin Naday - Wartawan Harian Momentum Biro Tulangbawang Barat






Editor: Muhammad Furqon





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos