MOMENTUM, Bandarlampung--Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap pendapatan hasil laut para nelayan di Bandarlampung.
Pada saat cuaca bersahabat untuk melaut, nelayan bisa kembali dengan kapal bermuatan sekitar dua ton ikan. Namun belakangan ini, jumlah ikan yang dibawa pulang berkurang sampai 30 persen dari biasa.
Menurut Midi, nelayan yang kapalnya sandar di dermaga ikan Gudang Lelang, Bandarlampung, berkurangnya hasil tangkapan nelayan saat ini karena cuaca buruk.
Kondisi yang dihadapi nelayan makin berat karena cuaca buruk juga membuat massa melaut untuk mencari ikan menjadi lebih lama.Ini berarti biaya logistik, terutama untuk membeli solar dan konsumsi awak kapal, membengkak.
"Biasanya melaut hanya seminggu, namun karena cuaca buruk, (saat melaut) menjadi lebih lama. Sudah begitu, hasilnya juga berkurang sekitar 30 persen dari biasa saat cuaca baik," ujar Midi kepada hariamomentum.com, Kamis (6-2-2020)
Berkurangnya hasil tangkapan ikan, menurut Midi, berdampak terhadap pendapatan nelayan. "Penghasilan nelayan dari sekali melaut biasanya antara Rp5 juta sampai Rp10 juta. Kini paling banter hanya dapat separuhnya," katanya.
Pada sisi lain, menurunnya hasil tangkapan nelayan membuat harga jual ikan laut di Pasar Gudang Lelang menjadi leibh mahal.
Menurut seorang pedagang setempat, Mai, harga jual ikan yang biasanya sekitar Rp25 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp35 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram.
"Harga ikan naik karena pasokan sedikit sementara permintaannya banyak," begitu katai Mai seraya menyebutkan, jenis ikan yang dijual beragam. Antara lain, kakap merah, kembung, layang, simba, udang, dan cumi. (ndy/aql).
Editor: Harian Momentum