Harianmomentum--Pada era modern saat ini, kehidupan
masyarakat di seluruh dunia semakin dipenuhi hal-hal yang serba digital,
termasuk di kota-kota besar Indonesia.
Sejak
kehadiran Telkomsel pada tahun 1995, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di
perkotaan tapi sudah merambah hingga ke pelosok desa.
Hingga saat ini
Telkomsel telah mendirikan lebih dari 116.000 unit tower BTS (base transceiver station) yang melayani lebih dari 95 persen wilayah populasi
penduduk Indonesia.
Pembangunan tower BTS itu merupakan salah satu bentuk pelaksanaan
program Telkomsel Merah Putih untuk mendukung
upaya pemerintah memeratakan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.
Bukan
itu saja, Telkomsel terus melakukan pembangunan infrastruktur jaringan hingga
ke pelosok daerah yang difokuskan pada wilayah berpenduduk yang belum
memperoleh akses telekomunikasi.
Di
provinsi Lampung, upaya Telkomsel membuka akes layanan telekomunikasi
itu berdampak pada peningkatan gairah perekonoiman masyarakat
pedesaan. Contohnya di wilayah Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung
Barat dan Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus.
Sejak
Telkomsel membangun tower BTS pada tahun 2010, masyarakat Kecamatan
Suoh Lampung Barat merasa lebih merdeka dalam mengakses telekomunikasi.
Bagaimana
tidak, sejak adanya BTS Telkomsel, masyarakat Suoh bisa berkomunikasi dengan
dunia luar," kata Camat Suoh Selamat Purwoko mengawali perbincangan dengan
Harianmomentum.com.
Menurut dia, Keberadaan BTS di daerah terpencil tanpa jaringan
listrik dari PLN, sangat dinantikan oleh ratusan warga yang tinggal di sekitar
tower.
"Khusus di Suoh, Telkomsel memanfaatkan tendanan air untuk
menghidupkan mesin menjalankan BTS,” terangnya.
Dia menuturkan, sebelum ada tower BTS. masyarakat Suoh kesulitan memasarkan
hasil budidaya pertanian dan perkebunan: kopi, sayur-mayur dan
kakoa. Saat ini berkat jaringan telepon tanpa kabel yang dirintis
telkomsel, masyarakat bisa hidup lebih layak.
"Untuk memasarkan hasil pertaian, sekarang penduduk di sini bisa
lepas dari tengkulak. Mereka bisa langsung memantau harga lewat telepon atau
internet," tutur Selamat.
Dia menambahkan, hingga kini tower BTS yang dibangun telkomsel
sejak tujuh tahun lalu masih berfungsi dengan baik.
Bahkan, tower BTS yang berlokasi di Pekon (desa) Sumberagung,
Kecamatan Suoh itu masih sering dijadikan tempat studi banding, bagi
perusahaan seluler dan perusahaan lain dari berbagai negara di dunia.
“Bisa dibilang sejak masuknya jaringan seluler dari Telkomsel, sekarang Kecamatan Suoh banyak didatangi wisatawan. Bahkan jalan menuju desa- desa disini sudah diperbaiki, sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan menjual hasil pertanian,” ungkapnya.
Tidak hanya di Kabupaten Lampung Barat, Telkomsel juga telah
memerdekakan akses telekomunikasi masyarakat pada delapan pekon di Kecamatan
Ulubelu Kabupaten Tanggamus.
Mengunjungi Ulubelu
memang mengagumkan. Dari simpang Batutegi, Kecamatan Talangpadang, kita harus menempuh rute dengan
kondisi mendan menanjang bukit mulai dari Pekon Gunungmegang.
Kondisi alam yang masih lestari terasa menyegarkan mata dan pikiran.
Dari jalan meliuk-liuk di pinggang-pinggang bukit, terlihat beberapa desa kecil
di bawah.
Memasuki Kecamatan Ulubelu, satu gapura beton menyambut di tengah
belantara. Meski sesungguhnya masih jauh, gapura ini membuat hati serasa
perjalanan tinggal sejengkal lagi.Lalu, perjalanan sampai di Pekon Datarajan
Patok 10 yang kondisi permukiman penduduknya tidak terlalu ramai.
Dahulu ketika memasuki desa-desa di wilayah Kecamatan Ulubelu, kita tidak
akan bisa berkomunikasi dengan masyarakat luar. Ini dikarenakan di wilayah
tersebut masih terisolir dengan jaringan telekomunikasi.
“Untung saja ada Telkomsel, kami sangat berterima kasih dengan Telkomsel,” ujar
Camat Ulubelu Rusmanto.
Menurut dia, tower BTS Tekomlsel di Ulubelu dibangun pada tahun
2013 dan hingga saat ini belum ada BTS dari perushaan
telekomunikasi lainya yang beroperasi di delapan pekon wilayah kecamatan
tersebut.
Ia mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Telkomsel yang
mau membangun BTS di wilayahnya. “Berkat kehadiran layanan Telkomsel, ekonomi
masyarakat di Ulubelu terus mengalami peningkatan.
Memang tidak mudah mendirikan BTS disini, karena akses menuju Ulubelu sulit
dilalui kendaraan, tofografinya berbukit. Wajar saja saat bisa on air di
Kecamatan Ulubelu, masyarakat merayakannya dengan pawai keliling desa,"
tuturnya.
Kini kehidupan perekonomian masyarakat Ulubelu semakin mengalami kemajuan. Ini
karena masyarakat dapat langsung menerima informasi dari luar, tentang harga
hasil pertanian yang akan mereka jual.
“Selama ini masyarakatnya yang mayoritas petani sangat kesulitan mendapatkan
informasi harga, apalagi jalan akses keluar desa kondisinya rusak. Dengan
hadirnya Telkomsel kini kehidupan masyarakatnya lebih mengalami kemajuan
informasi,” ungkap Rusmanto.
Terpisah, Direktur
Utama Telkomsel Ririek Adriansyah meyakini komunikasi merupakan alat yang
paling efektif untuk mempersatukan Nusantara.
Sejak awal
beroperasi, Telkomsel memiliki visi untuk menyatukan Indonesia dengan layanan
telekomunikasi agar masyarakat Indonesia bisa saling terhubung kapan pun dan di
mana pun.
"Kami mendengarkan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat di berbagai
wilayah untuk saling berkomunikasi menggunakan layanan telekomunikasi yang
semakin tinggi. Melalui proyek Merah Putih, kami berupaya melayani dan
memberikan solusi agar masyarakat di wilayah yang belum terjangkau layanan
telekomunikasi bisa menikmati layanan telekomunikasi dengan standar kualitas
yang sama dengan wilayah lainnya di Indonesia,” terangnya.
Telkomsel memiliki misi
membuka akses telekomunikasi di daerah pedesaan, industri terpencil serta
bahari yang dinamai Proyek Merah Putih.
Dalam waktu dekat,
proyek Merah Putih Telkomsel akan membangun 40 untin tower BTS baru di
berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan demikian secara
akumulatif, proyek yang berjalan sejak tahun 2008 itu telah berhasil membangun
sekitar 400 unit tower BTS.
Sebanyak 40 BTS Merah
Putih yang akan digelar Telkomsel pada tahun ini tersebar di berbagai wilayah
Indonesia, terutama bagian timur.
Dari jumlah tersebut, empat unit BTS berlokasi di Sumatera, lima unit di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemudian: 12 unit BTS di Nusa Tenggara Timur (NTT), tiga di Sulawesi, enam di Maluku, dan 10 BTS di Papua.
Diharapkan 40 BTS baru
itu mampu melayani kebutuhan komunikasi sekitar 100.000 warga di kawasan
tersebut, yang sebelumnya kesulitan mendapatkan layanan telekomunikasi. (nur)
Editor: Harian Momentum