Metro Siapkan Dana Rp800 Juta untuk Rapid Tes Guru

img
Walikota Metro Acmad Pairin

MOMENTUM, Metro--Pemerintah Kota Metro akan melaksanakan rapid tes atau tes cepat covid-19 kepada seluruh tenaga pendidik (guru). Rapid tes tersebut baigan dari bentuk persiapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka langsung.

Walikota Metro Achmad Pairin mengatakan,  pemkot telah menyiapkan anggaran untuk kegiatan rapid tes tersebut.

"Pelaksanaan KBM dimasa pandemi ini harus dilakukan secara ketat sesuai protokol kesehatan. Pemkot Metro menyiapkan anggaran Rp800 juta untuk rapid tes guru ini," kata Pairin pada Harianmomentum.com, Rabu (19-8-2020).

Menurut Pairin, pelaksanaan KBM tatap muka langsun direncanakan mulai  24 Agustus 2020. Namun, hingga saatmasih dilakukan peninjauan ulang terhadap rencana tersebut.

"Persiapanya bukan hanya ruangan saja, tapi banyak. Ya salah satunya rapid tes guru tadi. Supaya murid dan guru aman dari penularan covid-19  pandemi ini," terangnya.

Kemungkinan, lanjut Pairin, rencana dimulainya KBM tatap muka untuk tingkat SD dan SMP di Kota Metro akan dilaksanakan pada bulan September mendatang. 

"Kepala dinas pendidikan sudah saya panggil. Saya tanya sudah sejauh mana persiapanya. Jadi paling cepat bulan September, baru dimulai karena persiapanya harus matang," jelasnya. 

Terpisah, 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro Ria Andari mengatakan, masih mendata jumlah guru SD dan SMP yang akan dirapid tes. "Masih kita data, baru kita ajukan," ujarnya.

Menurut dia, proses KBM tatap muka untuk SD dan SMP yang akan dimulai 24 Agustus masih dalam pembahasan karena banyak hal yang harus dipersiapkan secara matang.

"Kemarin dalam rapat, tanggal 24 dimulai. Tapi tetap masih dalam proses, karena banyak hal yang harus dipersiapkan," ucapnya. 

Ria menjelaskan, sekolah yang ingin mulai KBM tatap muka harus lebih dahulu mengajukan izin ke Disdikbud. Nantinya, tim dari Disdikbud akan turun untuk melihat seluruh kesiapan  fasilitas di sekolah tersebut.

"Setelah tim dari dinas turun, baru kita laporkan ke Satgas COVID-19 untuk memberikan rekomendasi apakah sudah boleh mulai KBM tatap muka atau belum," jelasnya. 

Sekolah, kata dia, juga harus mengedarkan kuesioner kepada wali murid, apakah mengizinkan anaknya untuk ikut KBM secara tatap muka atau tidak.

"Kalau orang tua siswa tidak berkenan, ya nanti akan kita berikan pendampingan. Sampai saat ini, baru sepuluh sekolah yang mengajukan KBM tatap muka," ungkapnya. 

Dia menambahkan, nantinya materi pembelajaran pada KBM tatap muka bukan menggunakan kurikulum yang biasa, namun kurikulum darurat yang lebih dititikberarkan pada pendidikan karakter. 

"Jadi dititik beratkan kepada pendidikan karakter dan peguatan mental. Sesuai dengan Perwali nomor 17 Tahun 2019," terangnya.(**)

Laporan: Adipati Opie

Editor: Munizar







Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos