Curahan Hati Ibu di Panggung Puisi

img
Puisi untuk Hari Ibu di Pasar Kreatif dan Seni PKOR Wayhalim Bandarlampung.

MOMENTUM, Bandarlampung--Hari ibu belum usai. Hari-hari adalah hari ibu.

Ungkapan tersebut dapat diresapi sebagai pentingnya peran ibu dalam keseharian. Hal itu takkan bisa ditampik, sebab di tangannya sosok pahlawan lahir. Kemudian di tangan ibu pula, negeri kita memiliki marwah. 

Begitulah yang disampaikan sastrawan Lampung, Isbedy Stiawan ZS dalam acara Puisi untuk Hari Ibu di Pasar Kreatif dan Seni PKOR Wayhalim Bandarlampung, Selasa (22-12-2020) malam.

Tahun ini, bukan yang pertama Puisi untuk Hari Ibu diselenggarakan Lamban Sastra Isbedy Stiawan. Pada tahun sebelumnya, kelompok sastra tersebut juga mengadakan acara serupa. Hanya berbeda tema.

“Tahun ini mengusung tema Bunda di Atas Panggung. Yang berarti kami memilih para ibu yang hebat, baik berkarir sebagai politisi maupun akademisi”, kata Isbedi.


Calon terpilih walikota Bandarlampung, Eva Dwiana.

Malam itu, cuaca di sekitar PKOR Wayhalim tampak cerah. Terang benderang bulan sabit tampak mengiringi.

“Ini namanya semesta mendukung,” teriak pembawa acara melalui pelantang suara.

Tidak hanya pembawa acara yang tampak sumringah di atas panggung. Belasan ibu juga tak mau ketinggalan. Bukan ibu-ibu biasa. Mereka adalah ibu yang juga aktif bergiat di dunia politik, sosial, budaya, serta pendidikan. 

Beberapa diantaranya adalah jurnalis, penyair, anggota DPRD Provinsi Lampung, anggota KPU Provinsi Lampung, anggota Bawaslu Kota Bandarlampung, dan dosen UIN Raden Intan Lampung.

Mereka membacakan puisi-puisi yang berkaitan erat dengan ibu. Sosok ibu yang selalu mengasihi, perkasa, tempat pulang, bahkan digunakan sebagai perumpamaan negara. Beberapa penyair yang karyanya dibacakan adalah Isbedy Stiawan ZS, Emha Ainun Nadjib, Zawawi Imron, WS Rendra, dan sebagainya.

Gemuruh tepuk tangan terus terdengar setiap seorang ibu menyelesaikan pembacaan puisi. Tapi yang paling meriah, tentu saja Eva Dwiana. Penampilannya memang paling ditunggu banyak orang. Maklum, dia berstatus sebagai calon terpilih walikota Bandarlampung.

Terlepas dari itu, Eva berhasil membuktikan kualitasnya membacakan puisi di hadapan khalayak ramai. Dengan suara lirih hingga nyaris terisak, dia seolah mengenang ibunya. 

Puisi yang dibacakan karyanya sendiri yang berjudul Ibu untuk Surga Kita. Kemungkinan besar nyambung dengan kehidupannya. Kata anak zaman sekarang, relateable-lah.

Dalam puisinya, Eva mengungkapkan permohonan maaf karena jarang menemui ibunya. Sosok ibu memang sangat berarti bagi Eva. Baginya, apapun yang terjadi, peran ibu tetap tidak bisa diwakilkan. 

Oleh karena itu, dia berpesan kepada para ibu agar tetap menyisihkan waktu untuk keluarga. Tidak peduli, sesibuk apapun pekerjaan yang dimiliki. Segala peran yang ada pada seorang wanita, haruslah berjalan beriringan.

“Bisa menjadi istri yang baik, ibu yang baik, dan berkarya diluar. Jangan disia-siakan, sebab itu adalah anugerah yang luar biasa”, kata Eva.

Laporan: Ashri Fadilla

Editor: M Furqon.







Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos