MOMENTUM, Bengkulu--Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Nurhidayat mendorong setiap unit kerja menjalankan peran dan fungsi sebagai profit center bagi perusahaan.
Dorongan itu disampaikan saat menganalisis presentasi Manajer PTPN VII Unit Padangpelawi Heria Kusworo tentang kinerja dan strategi meningkatkan produksi, di Padangpelawi, Selasa (22-6-2021).
Nurhidayat hadir didampingi Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy, SEVP Operation II Dicky Tjahyono, Sekretaris Perusahaan Bambang Hartawan, dan pejabat lainnya. Dalam analisis kritisnya, Nurhidayat mengapresiasi kinerja unit Padangpelawi yang pada periode s.d. Mei 2021 bisa membukukan Laba Kotor af Kebun secara positif meskipun Laba FOB masih negatif (rugi) tapi sudah bisa memperkecil kerugian bila dibanding dengan target RKAP. Demikian juga progres kinerja 2021 sudah lebih baik dari pencapaian pada periode yang sama tahun 2020 lalu. Pencapaian ini memberi harapan cukup menjanjikan bagi Unit Padang Pelawi untuk terus meningkatkan kinerjanya sampai dengan akhir 2021.
“Saya apresiasi kinerja Unit Pawi (sebutan singkat Unit Padangpelawi) yang sudah lebih baik dari tahun 2020. Tetapi tim kerja Unit Pawi tidak boleh cepat berpuas diri, karena masih ada potensi untuk mencapai operational excellence yang berdampak pada raihan financial excellence. Dan dari paparan tadi, saya melihat ada formula perhitungan Laba Rugi Unit Kerja yang perlu diperbaiki, khususnya terkait dengan perhitungan transfer cost dan transfer price nya. Sehingga formulanya lebih motivatif, bisa lebih membangkitkan semangat tim Unit Kerja untuk meningkatkan produksi dan mutu dengan biaya terkendali,” kata mantan Direktur Tanaman Tahunan di PTPN III Holding itu.
Contohnya adalah pola kolaboratif saling titip olah bokar antara Unit Padangpelawi dan Unit Ketahun. Dua unit yang masing-masing mengelola kebun dan pabrik karet ini saling tukar produksi karena produk pabriknya berbeda. Yakni, pabrik Padangpelawi memproduksi crumb rubber SIR 20 dengan bahan baku lump (low grade). Sedangkan pabrik Ketahun memproduksi karet RSS dengan bahan baku lateks (high grade).
“Pola kerjasama yang dilakukan itu baik, tetapi formula perhitungan Laba Rugi Unit kurang motivatif. Saya sarankan agar Pawi yang mengirim lateks ke pabrik Keta dengan status titip olah, bukan seolah dinilai setara harga lateks. Demikian sebaliknya, Keta kirim lump ke Pawi juga stausnya titip oleh dengan pembebanan biaya olah. Ini akan memacu masing-masing Unit Kerja untuk memproduksi bahan baku yang memberikan return dan margin tertinggi,” kata Komut yang lama mengawali karirnya di Bengkulu di eks PTP XXIII itu.
Nurhidayat yang juga pernah menjadi Dirut di PTPN XII dan PTPN XIII ini memang sangat paham dengan komoditas karet. Selain karena pendidikan formalnya baik strata satu dan strata dua di IPB, dia juga pernah bergelut di lapangan dengan komoditas karet ini sejak awal berkarir. Dia juga membedah lebih dalam tentang potensi keuntungan yang lebih besar dengan peningkatan produktifitas, mutu, dan efisiensi melalui kolaborasi dan kompetisi antar Unit Kerja.
Saat ditanya pendapat peserta rapat, beberapa menyebut setuju dengan perbaikan formula perhitungan Laba Rugi Unit Kerja tersebut karena akan lebih meningkatkan motivasi kepada masing-masing Unit Kerja untuk berupaya maksimal memproduksi bahan olah yang memberi keuntungan tertinggi. Hal sama disampaikan Direktur PTPN VII Chief Ryan, sapaan akrab Ryanto Wisnuardhy. Ia menyimak penjelasan Nurhidayat, Ryan menyatakan dukungannya.
“Saya kira pola yang ditawarkan Pak Komut sangat produktif. Ada nilai tambah bagi unit dan personelnya untuk berkolaborasi dan berkompetisi dan mempertahankan produksinya. Saya akan dukung dan minta tim keuangan di Kandir untuk menyusun template perbaikan perhitungan Laba Rugi Unit Kerja,” kata dia.
Ryanto mengatakan, seluruh potensi yang ada di Unit Padangpelawi agar dimaksimalkan. Sebab, kata dia, tantangan korporasi ke depan akan jauh lebih berat meski sementara ini ada masa relaksasi finansial seiring program restrukturisasi yang sedang dijalankan.
“Saat ini kita sedang masa recovery. Program restrukturisasi finansial memberi peluang kita agak leluasa membiayai operasional sehingga bisa tumbuh positif. Alhamdulillah pada saat bersamaan kita tertolong harga yang membaik. Dan tren ini harus kita jaga dan tingkatkan,” kata dia.
Ryan juga meminta seluruh jajaran manajemen Unit Kerja untuk mempelajari dan memahami formula perhitungan Laba Rugi ini sampai ke tingkat Afdeling. Hal itu karena perhitungan untung rugi secara detail dari level pertama yang jelas dan akuntable akan menimbulkan kehati-hatian agar tidak terjadi losess.
Usai membedah data dan strategi di Rumah Dinas Manajer, Komut, Direktur, dan rombongan meninjau kebun dan pabrik. Di kebun karet, Nurhidayat menyatakan Unit Padangpelawi harus bisa bangkit menghasilkan profit karena potensi sumberdaya kebun, pabrik, dan SDM nya sangat besar. (*)
Editor: Nurjanah/Rls
Editor: Harian Momentum