MOMENTUM, Bandarlampung--Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kelompok 127 Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melakukan kegiatan edukasi tentang kekerasan seksual dan perundungan (bullying) di SDN 2 Sukaraja, Jumat (25/7/2025).
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang perilaku kekerasan seksual dan bullying, serta cara mencegah dan mengatasinya.
"Edukasi ini sangat penting karena kekerasan seksual dan bullying dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis anak-anak. Dengan pemahaman yang tepat, anak-anak dapat lebih siap menghadapi situasi yang berpotensi membahayakan mereka," kata Muhammad Jihad, Ketua Kelompok KKN 127.
Menurutnya, dilakukannya edukasi ini untuk meningkatkan kesadaran anak anak tentang kekerasan seksual dan bullying. selain itu, dapat membangun kemampuan agar mereka bisa memahami cara mencegah dan mengatasi kekerasan seksual dan bullying.
Kegiatan ini juga bisa meningkatkan rasa aman bagi anak anak dan memiliki percaya diri dalam menghafapi situasi yang membahayakan.
Jihad juga menjelaskan, dalan melakukan edukasi dilaksanakan dengan metode pembelajaran interaktif agar anak anak lebih mudah memaham materi.
Kelompok 127 yang beranggotakan 17 orang ini, memberi edukasi disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak anak.
Pada kesempatan itu, Jihad juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas PPPA Provinsi Lampung, Kepala sekolah dan jajaran guru SDN 2 Sukaraja serta para orangtua murid yang sudah mendukung kegiatan edukasi ini, hingga berjalan lancar.
Dengan kegiatan edukasi seperti ini, diharapkan anak-anak SDN 2 Sukaraja dapat menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan yang berkaitan dengan kekerasan seksual dan bullying .
Menurut dosen pembimbing lapangan, Prof. Suslina, kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa tematik dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran perlindungan diri di lingkungan sekolah.
Kepala SD Negeri 2 Sukaraja, Agata, mengapresiasi inisiatif mahasiswa dalam memberikan edukasi kepada siswa terkait isu perundungan.
“Kami berharap kegiatan ini bisa mengurangi kasus perundungan di sekolah dan menumbuhkan sikap saling menghormati antarsiswa,” katanya. (**)
Editor: Muhammad Furqon