MOMENTUM, Bandarlampung--Gagasan peremajaan
kawasan perdagangan dan jasa Telukbetung, Kota Bandarlampung yang dicetuskan
oleh tiga Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) mendapat apresiasi di
tingkat nasional.
Berkat gagasan tersebut, tiga
mahasiswa asal Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Itera itu berhasil
meraih juara satu dalam lomba gagasan ilmiah regenerasi urban atau peremajaan
kota yang dilaksanakan Institut Studi Transportasi (Instran) dan Masyarakat
Transportasi Indonesia (MTI), DKI Jakarta.
Ketiga mahasiswa Itera yang telah mendapatkan
dana pendidikan senilai Rp8 juta, tropi dan piagam penghargaan tersebut: Mega
Muli Utami, Fathurrahman, dan Laila Kusuma Ditama.
Mega Muli Utami, salah satu anggota
tim menjelaskan, gagasan peremajaan kawasan perdagangan dan jasa Telukbetung,
Bandarlampung dituangkan dalam konsep comercial center with smart
urban heritage (pusat komersial dengan warisan perkotaan cerdas).
Konsep itu sebagai upaya
menghidupkan kembali kawasan perdagangan dan jasa Telukbetung di masa mendatang.
“Kawasan perdagangan dan jasa di
Telukbetung merupakan wilayah yang sudah aktif sejak tahun 1893,” kata Mega,
Rabu (30-6-2021).
Menurut dia, wilayah setempat meninggalkan
banyak sejarah sebelum berkembangnya perekonomian di Lampung seperti saat ini.
Karena selain sebagai pusat
perdagangan, kawasan tersebut juga dikenal sebagai pusat lifestyle pada masa kejayaannya.
Potensi tersebut meninggalkan nuansa
nostalgia di kawasan Telukbetung, yang diperkuat dengan keberadaan
bangunan-bangunan tua dengan gaya arsitektur dari era 1980-an.
Walaupun banyak kekayaan nilai heritage dan adanya dukungan pada rencana tata
ruang, akan tetapi, saat ini kawasan perdagangan dan jasa Telukbetung semakin
terlupakan dan jarang dikunjungi.
Hal tersebut dapat terlihat dari
bangunan-bangunan tua yang semakin terbengkalai seiring berjalannya waktu,
semakin berkurang pemanfaatannya, dan rendahnya aktivitas ekonomi yang terjadi.
“Atas dasar itu, kami melakukan
analisis melalui metode perancangan, studi kasus, deskriptif, dan observasi
untuk menemukan potensi dan permasalahan yang ada di kawasan tersebut, kemudian
kami buat rancangan masa depan kota tersebut,” kata Mega.
Lebih lanjut Mega menyebut, gagasan
mereka dituangkan dalam konsep berupa comercial
center with smart urban heritage yang dilakukan dengan dua cara.
“Pertama mereservasi cagar budaya
khas pecinanan dan era 1980-an sebagai ciri khas kawasan perdagangan dan jasa
Telukbetung, dan kedua merancang ulang kawasan dengan penerapan beberapa unsur
smart city,” sebutnya.
Unsur smart city yang akan
diterapkan yaitu smart mobility dengan mengubah
jalur transportasi, pengadaan pedestrian dan jalur sepeda, hingga penyediaan
digital transportation system.
Selain itu juga unsur smart environtment dengan membangun ruang
terbuka hijau, serta pengelolaan sampah. Kemudian unsur smart living dengan peralihan pemukiman horizontal
menjadi pemukiman vertikal pada beberapa lokasi, serta penerapan smart energy, dan ramah disabilitas.
Tak cukup di situ, terdapat juga
unsur smart economy dengan membangun Telukbetung Economy Center dan alih fungsi
transasksi konvensional menjadi digital dengan penambahan ATM canter serta
penyediaan e-payment melalui berbagai dompet digital.
“Kami harap konsep yang kami rancang
dapat menjadi rekomendasi bagi para stakeholder di
Kota Bandarlampung sebagai salah satu solusi untuk menghidupkan ataupun
meningkatkan kawasan perdagangan dan jasa dengan meningkatkan unsur kearifan
lokal serta mampu menjadi preseden di wilayah lainnya,” harap Mega.
Atas prestasi yang diraih, tim
mahasiswa PWK Itera akan mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya
dalam Seminar Nasional Regenerasi Urban yang diadakan oleh Institut Studi
Transportasi.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum