MOMENTUM, Bandarlampung-- Pengerjaan sejumlah proyek gedung milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung tahun anggaran 2021 bakal molor.
Sebab, hingga pertengahan Desember 2021, progres pembangunan sejumlah proyek gedung itu baru terealisasi sekitar 50 hingga 70 persen.
Diantarannya: pembangunan puskesmas rawat inap Kampungsawah Lama senilai Rp3,5 miliar, perluasan gedung Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Bandarlampung Rp1,5 miliar.
Kemudian, pembangunan lanjutan gedung Rumah Sakit Daerah A Dadi Tjokrodipo senilai Rp5 miliar dan pembangunan Kantor Kelurahan Enggal Rp2 miliar.
Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, progres pembangunan Kantor Kelurahan Enggal baru mencapai sekitar 40 persen.
Tembok kantor yang terletak di Gang Bungamayang, Jalan Nusa Indah, Kecamatan Enggal tersebut belum diplester alias bata merah.
Sedangkan, struktur bagian lantai dua kantor kelurahan itu mayoritas belum berdiri tembok. Apalagi atap.
Kemudian, bagian luar gedung hanya ditemukan material, berupa tumpukan pasir serta drum air yang dipakai pekerja konstruksi guna membangun proyek itu.
Pada bagian dalam, struktur besi penyangga bangunan masih berdiri kokoh di dalam gedung yang dikerjakan CV Delapan Belas Guna Mandiri tersebut.
Selain itu, pembangunan Puskesmas rawat inap Kampungsawah Lama, hingga pekan kedua Desember belum terdapat kaca yang terpasang di gedung tersebut.
Tampak bagian luar puskesmas rawat inap itu juga belum dicat oleh para pekerja. Anehnya, di lokasi proyek tidak terpampang plang terkait pengerjaan.
"Itu (plangnya, red), kalau sore ditutup," klaim seorang pekerja saat ditemui di lokasi, Ahad (19-12-2021).
Selain itu, terkait progres pembangunan, pekerja yang enggan disebutkan namanya tersebut mengklaim capaian proyek telah 80 persen.
"Keramik sih sudah, tinggal ngecat sama membuang puing-puing. Sudah 80 persen," klaimnya.
Hal serupa juga terlihat di proyek perluasan gedung Diskominfo Bandarlampung. Saat memasuki bangunan yang dikerjakan CV Batin Alam itu, masih ditemukan material berupa batu.
Bahkan, bagian lantai proyek yang dulunya merupakan parkiran mobil milik aparatur sipil negara (ASN) pemkot itu, terdapat genangan air.
Kemudian, struktur lantai masih berupa semen kasar, belum terpasang keramik. Seperti perkantoran pada umumnya.
Kondisi itu, tak jauh berbeda dengan proyek pembangunan lanjutan gedung Rumah Sakit Daerah A Dadi Tjokrodipo.
Gedung setinggi empat lantai itu, pada bagian lantai masih berupa tanah timbunan atau hasil urukan. Besi penyangga juga masih berdiri kokoh di sisi depan maupun kanan dan kiri.
Untuk tembok, belum terdapat polesan cat. Hal itu terlihat dari warna dasar semen dinding proyek yang dikerjakan rekanan Fajar Mas tersebut.
Bagian sisi depan dan kanan gedung juga masih terdapat tumpukan pasir serta bata merah. Sehingga, diperkirakan pembangunan Rumah Sakit Daerah A Dadi Tjokrodipo juga belum selesai pada akhir Desember 2021.
Kemudian, dua proyek pembangunan di Universitas Lampung (Unila), yaitu pembangunan gedung Fakultas Teknik sebesar Rp26 miliar.
Lalu pembangunan gedung peradilan semu dan klinik hukum terpadu Fakultas Hukum Unila dengan dana sebesar Rp6 miliar.
Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, pada gedung Fakultas Teknik progressnya masih jauh untuk bisa diselesaikan akhir tahun ini.
Hal itu terlihat dari rangka atap yang belum terpasang, dan masih adanya crane yang beroperasi di lokasi tersebut. Saat wartawan di lokasi, tiba juga sebuah excavator untuk melanjutkan proyek tersebut.
Berbeda dengan pembangunan gedung peradilan semu dan klinik hukum terpadu Fakultas Hukum, gedung dengan tiga lantai tersebut sudah 80 persen, terlihat dari lantai satu dan dua yang sudah dipasangi kaca dan pintu, serta plafon dan kabel-kabel listrik yang telah dipasang pada kedua lantai tersebut.
Pada beberapa bagian di lantai satu dan dua juga sudah masuk tahap pengecatan. Tapi, pada lantai tiga masih berantakan, lantainya belum diratakan sehingga masih sulit untuk berpijak, meskipun rangka plafon dan atap sudah terpasang, tapi bagian plafonnya belum terpasang.
Kemudian, Pembangunan Gedung Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang memakan dana sebesar Rp16 miliar. Ketika wartawan memasuki Polinela, tidak terlihat adanya pembangunan di kompleks perkuliahan tersebut.
Staff Humas Polinela, Adi mengatakan memang ada perencanaan pembangunan gedung di kompleks POLINELA tapi belum tahu kapan.
"Di depan kebun jamur tiram, memang sudah ada lahan pohon karet ditebang yang katanya untuk pembangunan gedung pembelajaran baru di lokasi tersebut," kata Adi kepada harianmomentum.com di ruangannya, Senin (20-12-2021).
Ketika wartawan tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh Adi dengan diantarkan oleh petugas pengamanan kampus, berdasarkan pantauan harianmomentum.com, di lokasi yang ditebang tersebut tidak ada alat berat maupun bahan bangunan sama sekali, hanya masih ada sisa kayu yang ditebang, dan rumput alang-alang di lokasi tersebut.
Lalu, pembangunan Rumah Adat Kedamaian yang menggunakan dana sebesar Rp1 miliar.
Kus, mandor di proyek tersebut mengatakan sulit untuk menyelesaikannya tepat di akhir tahun ini karena terkadang kondisi cuaca yang tidak mendukung, dan masih banyak juga yang belum dikerjakan.
Dia mengungkapkan proyek ini harusnya bisa selesai di pertengahan Desember ini, tapi karena ada perubahan desain jadinya terundur, "masyarakat sekitar tidak setuju dengan desain yang dibuat oleh konsultan, jadinya dibuat ulang." kata Kus kepada harianmomentum.com.
Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, progress pembangunan dua lantai tersebut masih 60 persen, rangka atap dan struktur plafon masih belum terpasang, di bagian lantai dua pun masih belum terbentuk apapun.
"Sulit untuk bisa diselesaikan pembangunan ini jika hanya sampai akhir tahun," ujar Kus.
Berbeda dengan proses pembangunan lainnya. Pembangunan Puskesmas Rawat Inap Way Laga proses pembangunannya sudah mencapai 80 persen.
Seorang pengawas proyek di lokasi tersebut yang namanya enggan untuk disebutkan mengatakan optimis bisa menyelesaikan pembangunan ini tepat waktu jika cuacanya mendukung, "karena kendala kita saat ini selalu di cuaca," katanya kepada harianmomentum.com.
Dia juga mengatakan, pembangunan puskesmas rawat inap ini sempat terundur karena jadwal pembangunannya serentak dengan proyek Dinas Kesehatan yaitu pembangunan bangunan utama yang tepat berada di sebelah lokasi pembangunan puskesmas rawat inap.
"Jadinya kita harus menunggu dahulu proyek Dinas Kesehatan selesai, baru kita bisa mulai mengerjakan pembangunan ini. Ini tinggal pemasangan lapisan alkalin saja lalu dicat dan pasang plafon. Kalau sesuai rencana, minggu ini sudah pemasangan atap dan plafon," ujar dia.
Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, pembangunan tersebut masih terlihat banyak gundukan pasir di depannya, struktur dan rangka atap sudah terpasang. Sejumlah hampir setiap sisi didalam pembangunan tersebut sudah dipasangi lapisan alkalin. Terlihat juga sekat-sekat ruangan yang dibuat ketika memasuki proyek pembangunan tersebut.
Selanjutnya, Pembangunan Gedung Parkir Kejaksaan Tinggi Lampung dengan dana sebesar Rp10 miliar menggunakan APBD dan lanjutannya sebesar Rp3 miliar menggunakan APBDP.
Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, gedung parkir tersebut hanya tinggal tahap penyelesaiannya saja. Terlihat di bagian paling atas gedung tersebut sudah di cat dan siap digunakan, hanya saja di basement dan di lantai satu gedung parkir tersebut tersebut belum dirapihkan sepenuhnya, tembok-tembok di lantai tersebut belum di cat dan masih berwarna lapisan dasar alkalin. Tumpukan sak semen juga masih ada pada lantai tersebut.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandarlampung Iwan Gunawan mengklaim pengerjaan empat proyek tersebut selesai akhir 2021.
"Optimis. Saya optimis akhir Desember ini kelar (selesai, red)," klaim Iwan kepada harianmomentum.com.
Selain itu, dia berkilah telah menegur para pekerja agar mempercepat progres pembangunan sejumlah proyek gedung tersebut.
"Sudah kita tegur untur mempercepat pekerjaan. Iya sudah rutin (mengecek proyek pembangunan tersebut, red)," kilahnya. (**)
Editor: Harian Momentum