MOMENTUM, Bandarlampung--Pemilihan calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 nampaknya akan berlangsung sengit.
Sebab, masing-masing calon antara KH Yahya Cholil Staquf dan petahana KH Said Aqil Siradj saling mengklaim telah mengantongi dukungan.
Sekretaris Tim Kerja KH Said Aqil Siradj, Amin Nasution mengklaim, kandidatnya telah mengantongi 420 dukungan yang berasal dari pengurus tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Antara lain: 21 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) serta 399 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).
Dia menyebutkan, dukungan yang telah dikantongi petahana itu, merupakan hasil verifikasi tim kerja.
"Sejauh ini, hasil dari verifikasi tim kerja kami sudah mengantongi 21 dukungan dari PWNU dan 399 PCNU," kata Amin, Kamis (23-12-2021).
Karena itu, dia optimis bahwa KH Said Aqil Siradj akan kembali menahkodai PBNU untuk periode 2021 - 2026.
"Insya Allah. Atas izin Allah melalui muktamar di Lampung ini, kami akan menang," serunya.
Sementara, calon Ketua Umum PBNU lainnya, KH Yahya Cholil Staquf optimis menahkodai NU.
Belum lama ini, Gus Yahya — sapaannya mengklaim telah mengantongi 469 dari 518 pemegang hak suara sah pada Muktamar NU ke-34.
"Pendukung saya ada 469 orang. Saya yakin mereka memilih saya," klaim Gus Yahya, Selasa (20-12-2021).
Sehingga, dia meyakini mampu bersaing guna menahkodai warga Nahdliyin
sebagai Ketua Umum. Lantaran telah mengantongi 50 persen plus satu dari para pemegang hak suara sah.
"Saya yakin, karena jelas," ujarnya.
Menurut dia, 469 hak suara sah yang dikantongi guna memenangkan pemilihan tersebut, berasal dari PCNU dan PWNU se-Indonesia.
"Ada 518 suara dan itu 469 suaranya milik saya," katanya.
Diketahui, pada Muktamar NU ke-34 di Provinsi Lampung, terdapat tiga bursa nama calon Ketua Umum PBNU.
Antara lain: KH Said Aqil Siradj, KH As’ad Said Ali dan KH Yahya Cholil Staquf.
Berdasarkan rekam jejak, ketiga nama yang akan bersaing pada bursa Ketua Umum PBNU itu, masing-masing pernah menduduki jabatan strategis pada kepengurusan organisasi warga Nahdliyin tersebut.
Seperti KH Said Aqil Siradj, pria kelahiran Cirebon ini merupakan Ketua Umum PBNU dua periode, 2010 hingga 2021.
Sedangkan KH As’ad Said Ali, pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015 dan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 2000-2011.
KH Yahya Cholil Staquf, saat ini menjabat sebagai Katib Aam PBNU atau orang kedua setelah Rais Aam.
Pada 2018, dia juga sempat menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). (**)
Laporan/Editor: Vino Anggi Wijaya
Editor: Harian Momentum