MOMENTUM, Bandarlampung--Tidak lama lagi, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Agenda memilih ketua umum dan anggota komite eksekutif (exco) itu, rencananya akan dihelat 16 Februari 2023, sesuai permintaan fedrasi sepakbola dunia (FIFA).
Terkait hal tersebut, sejumlah nama digadang-gadang akan maju sebagai calon Ketua Umum PSSI menggantikan Mochamad Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule.
Beberapa nama yang senter dikabarkan akan maju sebagai calon ketua umum PSSI: Erick Thohir yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN dan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan mantan Sekjen PSSI Ratu Tisha.
Kemudian, ada nama anggota DPR RI yang juga mantan Ketum PSSI periode periode 2013-2015 La Nyalla Mattalitti, Walikota Solo Kaesang Pangare, Hary Tanoesoedibjo serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Terkait suksesi pemilihan Ketum PSSI itu, pengamat sepakbola Lampung Arya Khalief menilai La Nyalla Mattalitti merupakan sosok yang paling ideal untuk menggantikan posisi Iwan Bule dan mengangkat prestasi sepakbola Indonesia.
Mantan pengurus Pengprov PSSI Lampung itu mengatakan, calon Ketum PSSI harus benar-benar memahami apa yang menjadi kendala peningkatan prestasi sepakbola nasional. Selain itu juga harus punya komitmen yang kuat untuk memajukan PSSI.
"Kalau soal urusan sepakbola, pak La Nyalla tak perlu diragukan lagi. Saya sangat mengenal beliau (La Nyalla). Pak La Nyalla itu punya komitmen kuat dan kemampuan untuk mengangkat prestasi sepakbola Indonesia," kata Arya yang juga mantan Direktur Transfer Player PSSI itu, Senin (9-1-2023).
Menurut dia, rekam jejak La Nyalla saat menjabat Ketum PSSI cukup baik. Saat PSSI terlilit masalah pendanaan karena kepengurusanya dibekukan oleh Menpora Imam Nahrawi, atas rekomendasi BOPI, La Nyalla muncul sebagai penyelamat dengan mengatasi masalah pendanaan.
"Saat dibekukan oleh menpora saat itu, PSSI justru terlilit masalah pendanaan. Akhirnya pak La Nyalla juga yang menyelesaikan masalah pendanaan itu," tuturnya.
Bukan hanya itu, saat Timnas Indonesia tak bisa main, gaji dan operasional staff PSSI tak dibiayai oleh pemerintah, lagi-lagi La Nyalla datang sebagai penyelamat.
"Jadi tanpa mengecilkan calon lain, saya menilai komitmen dan kemampuan beliau untuk mengangkat prestasi sepakbola Indonesia tak perlu diragukan lagi," tegasnya. (**)
Editor: Munizar