Ini Jumlah Desa Tertinggal Sebelum dan Sesudah Arinal - Nunik Menjabat

img
Gubernur Arinal Djunaidi dan Wakil Gubernur Chusnunia

MOMENTUM, Bandarlampung--Membangun Lampung dari desa menjadi salah satu prioritas Gubernur Arinal Djunaidi dan Wakil Gubernur Chusnunia.

Program smart vilage atau desa cerdas berbasis digital yang diterapkan terbilang sukses.

Terbukti, sejak menjabat, Arinal - Chusnunia berhasil menurunkan jumlah desa tertinggal di Lampung. Bahkan, desa sangat tertinggal sudah tidak ada lagi di Lampung.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Transmigrasi (PMDT), jumlah desa tertinggal di Lampung saat ini hanya tersisa 38.

Padahal tahun 2016, jumlah desa tertinggal di Lampung masih 1.306 dan 151 desa sangat tertinggal

Kemudian tahun 2017, desa tertinggal ada 1.110 dan 92 desa sangat tertinggal. Lalu 2018, ada 1086 desa tertinggal dan 113 desa sangat tertinggal. 

Memasuki masa kepemimpinan Arinal - Nunik, tahun 2019, turun menjadi 504 desa tertinggal dan 19 desa sangat tertinggal. Tahun 2020 jumlah tersebut terus menurun menjadi 226 desa tertinggal dan 6 desa sangat tertinggal.

Tahun 2021 kembali berkurang menjadi 128 desa tertinggal. Sedangkan desa sangat tertinggal sudah tidak ada lagi. Lalu tahun 2022, desa tertinggal hanya tersisa 38.

Penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) tersebut berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa PDTT yang diperbaharui setiap tahunnya. 

Kepala Dinas PMDT Lampung Zaidirina menjelaskan, sebelum masa kepemimpinan Arinal - Chusnunia, seribuan desa tertinggal.

"Sekarang ini jumlah desa di Lampung sudah bertambah menjadi 2.446. Tapi alhamdulillah desa tertinggal sudah tersisa 38 saja," kata Zaidirina.

Dia merinci, untuk desa tertinggal hanya tersebar di beberapa kabupaten saja: satu di Lampung Selatan, Lampung Utara dua, Tulangbawang tiga, Tanggamus tiga, Lampung Timur empat.

Selanjutnya di Waykanan dua, Mesuji sembilan dan Pesisir Barat 14 desa tertinggal. 

Menurut dia, berkurangnya jumlah desa tertinggal tersebut dikarenakan program smart village yang dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung.

"Jadi program smart village itulah yang membuat desa kita sekarang berbasis digital," ujarnya. 

Salah satu faktor utama dalam mengurangi jumlah desa tertinggal adalah dengan menghidupkan BUMDes.

"Jadi bagaimana nanti BUMDes itu menjadi pusat transaksi di desa. Seperti pembayaran pajak dan sebagainya," tuturnya.

Bahkan, saat ini pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) sudah bisa dilakukan di BUMDes melalui program e-Samdes.

Dia menyebutkan, jika BUMDes bisa maju, maka desanya mandiri. Sehingga, alokasi dana desa akan dikurangi.

"Kalau desanya sudah maju dan mandiri, dana desa dikecilkan. Dialokasikan ke desa yang masih tertinggal," tuturnya.

Karena itu, dia menargetkan, untuk tahun 2023 tidak ada lagi desa tertinggal di Lampung.

"Kita targetkan tahun ini sudah tidak ada desa tertinggal. Jadi hanya ada desa berkembang, maju dan mandiri," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Arinal Djunaidi mengatakan, BUMDes merupakan ujung tombak pembangunan di desa. 

Terlebih, setiap tahunnya banyak anak-anak dari pedesaan yang berhasil lulus dari perguruan tinggi.

"Kalau BUMDesnya berfungsi, lulusan-lulusan sarjana bisa kembali ke desa. Daripada dia kerja ke luar daerah, lebih baik dia memajukan desanya melalui BUMDes," jelasnya.

Sehingga, diharapkan dengan aktifnya BUMDes, maka ekonomi masyarakat bisa bangkit. Untuk itu, Arinal juga berharap, dana desa bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan perekonomian. 

"Karena dana desa itu bukan untuk infrastruktur. Tapi untuk menumbuhkan ekonomi di desa," sebutnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos