BBM Triwulan II, Kakanwil DJPb Beber Ketersediaan Anggaran untuk Lampung

img
Bank Indonesia bersama Media (BBM) menghadirkan Kakanwil DJPb Lampung dan ekonom senior BI.

MOMENTUM, Bandarlampung--Dalam rangka memperkuat komunikasi dan silahturahmi, Kantor Perwakilan wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Lampung menggelar kegiatan bertajuk Bank Indonesia Bersama Media (BBM) Triwulan II.

Kegiatan yang diselenggarakan di Waroeng Diggers Way Sungkai, Pahoman, Selasa (9-5-2023) bertujuan meningkatkan pemahaman media tentang istilah-istilah ekonomi serta kondisi perekonomian di Provinsi Lampung.

Acara itu dihadiri Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Irfan Farulian yang mewakili Kepala BI Budiono, Ekonom Senior BI Tri Setyoningsih, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung, M Dody Fachrudin, serta sejumlah awak media.

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Lampung, M Dody Fachrudin memaparkan data pendapatan Lampung serta realisasi pendapatan daerah se-provinsi setempat per 8 Mei 2023.

“Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp1.347.46 miliar, pendapatan lainnya Rp337,39 miliar, Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Rp4.776.09 miliar,” terangnya.

Lalu, untuk realisasi belanja Daerah se-Provinsi Lampung per 8 Mei 2023, yaitu belanja pegawai Rp3.603.14 miliar, belanja barang dan jasa Rp1.164.50 miliar, belanja lainnya Rp1.007.29 miliar, dan belanja modal Rp275.64 miliar.

Dody menambahkan, tugas dan fungsi DJPb Lampung adalah mengawal APBN di Lampung diantaranya mengawal pengeluaran anggaran belanja.

“Pertama mengawal belanja dengan kualitas yang dijaga. Kedua, bagaimana Tranfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) itu bisa tersalurkan kepada Pemda yang membutuhkan dan bisa segera direalisasikan,” terang dia.

“Uangnya sudah ada tinggal Pemdanya mengajukan dan memenuhi persyaratan,” tegas dia lagi.

Sementara itu, Ekonom Senior BI Tri Setyoningsih menerangkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pasca pandemi Covid-19.

Menurut dia, penghapusan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mendorong ekspetasi masyarakat dalam menggerakan pelaku usaha.

“Penggerakan pelaku usaha menyebabakan pendapatan mereka naik. Sehingga, konsumsi meningkat di angka 4,88 persen. Proyeksi kami 4,96 persen,” ujarnya.

Tri menambahkan, komponen kedua dari segi investasi meningkat 2,83 persen sebelumnya 2,78 persen. Kemudian, ketiga, konsumsi pemerintah meningkat menjadi 3,01 persen, sebelumnya -5,18 persen. “Ekspor kita meningkat tumbuh 10,12 persen dibanding sebelumnya 8,88 persen. Lalu, dari sisi lapangan usaha paling tinggi pertanian 27 persen,” terangnya.

Selanjutnya, pada sektor industri pengolahan sebesar 18 persen, perdagangan besar dan ecer 14 persen, konstruksi 10 persen, dan transportasi dan pergudangan 7 persen.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos