Klasika Lampung Kecam Larangan Diskusi Publik, Ini Penjelasan Unila

img
Direktur Klasika, Ahmad Mufid.

MOMENTUM, Bandarlampung--Kelompok Studi Kader (Klasika) Lampung mengecam pelarangan diskusi publik oleh pihak Universitas Lampung (Unila) dan Institut Teknologi Sumatera (Itera). 

Sebelumnya pihak akademik Unila dan Itera tidak memberi izin pelaksanaan diskusi publik yang digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) lantaran salah satu pembicaranya adalah Rocky Gerung. 

Direktur Klasika Ahmad Mufid menyebutkan peristiwa pelarangan ini menunjukkan pemberangusan kebebasan berdiskusi dan pengkerdilan pikiran oleh kampus. Kampus tidak lagi menjadi lokus suaka kebenaran. 

Padahal kampus baginya merupakan satu-satunya ruang kondusif bagi pergolakan pendapat atau gagasan dipertarungkan dan ide-ide dipertukarkan.

Menurut Mufid peristiwa ini justru menampakkan kampus sebagai rezim tiranik, yang hanya ingin menelurkan kebenarannya sendiri. Menolak tafsir, model dan kebenaran yang lain karena mungkin saja benar untuk diperbincangkan di kampus. 

Kampus dengan dalih sedang berbenah atau sedang memulihkan diri dari permasalahan yang menimpa institusi tersebut hingga masalah Rocky Gerung dengan Presiden Joko Widodo belum tuntas, menurutnya adalah alasan yang dibuat-buat dan mengada-ada. 

"Pelarangan oleh kampus, pasti terdapat alasan-alasan. Namun alasan tersebut terkesan mengada-ada," ujarnya saat diwawancarai, Kamis (14-09-2023).

Aktivitas pelarangan menurutnya, berarti kampus menginginkan mahasiswa dan masyarakat tidak terlibat dalam iklim akademik dan iklim intelektual yang kondusif. 

"Kampus tidak memperbolehkan terjadinya silang pendapat atau adu gagasan. Kampus hanya menginginkan satu kebenaran. Hal ini tidak berkesesuain dengan zaman yang sudah maju. Cara-cara semacam itu, sudah kolot atau peninggalan feodal," ungkapnya. 

Peristiwa ini baginya akan menjadi preseden buruk bagi mahasiswa atau anak muda. Mahasiswa atau anak muda mendapatkan sebuah contoh, bahwasanya kekuasaan atau struktur kampus melakukan pelarangan-pelarangan. 

Ia menyebutkan, jika segala bentuk pembodohan atau pelarangan beradu gagasan dibiarkan, akan menjadi preseden buruk dan akan menjadi peristiwa terulang dikemudian hari. 

Mufid melanjutkan, pelarangan semacam ini tidak bisa dibiarkan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh Organisasi Kepemudaan, Organisasi kemahasiswaan, BEM di seluruh kampus Lampung, Akademisi agar jangan diam. 

Dia mengajak semua elemen masyarakat untuk menyuarakan penolakan dengan lantang terhadap segala bentuk pembodohan oleh kampus. 

"Jika dibiarkan, hal ini akan mengendap di kesadaran mahasiswa, bahwa kekuasaan sangat refresif. Dan selanjutnya ketika mahasiswa berkuasa akan melakukan pola yang terulang, atau melakukan tindak refresip," terangnya.

Selain itu, jelas dia, jika hal ini dibenarkan, maka di kemudian hari jika ada pelarangan serupa mahasiswa akan turut diam. Baginya tidak boleh seseorang melihat kejahatan sebagai sesuatu yang biasa saja. Hal ini akan menjadi kebanalan jika dibiarkan. 

"Yang paling jahat dari sebuah kejahatan, ketika yang paling jahat tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang jahat. Oleh karena itu, kejahatan atau pelarangan semacam ini tak boleh mengarah pada sebuah kebenaran," pungkas dia.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila Nairobi membenarkan jika pihaknya tidak memberikan izin pelaksanaan Diskusi Publik yang digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Unila yang mengundang Rocky Gerung (RG) sebagai pembicara.

Menurut Nayrobi, menghadirkan sosok yang sedang bermasalah justru akan menambah masalah. Terlebih, masalah yang dihadapi RG saat ini erat kaitannya dengan politik.

“Kami (Unila) ini sedang berbenah, pascadiguncang masalah besar. Tentu kami tidak mau ambil resiko,” kata Nairobi saat bertemu awak media di ruang kerjanya, Kamis (14-09-2023).

Tidak diizinkannya diskusi yang digelar BEM, jelas dia, semata-mata untuk meminimalisir resiko. Terlebih, RG juga sedang tersandung masalah hukum.

“Info terkait diskusi itu kami ketahui sebulan yang lalu. Wadek III FEB melapor bahwa BEM akan melaksanakan diskusi publik dengan mengundang Rocky Gerung, lalu ia mengatakan sebaiknya jangan di kampus kita,” tuturnya.

Saat ini, lanjut dia, banyak pro kontra terhadap pernyataan RG terhadap Presiden Jokowi.

Karenanya, pihaknya mengkhawatirkan akan ada pihak yang memanfaatkan situasi.

“Untuk saat ini belum kami izinkan. Bukan melarang Rocky untuk berbicara, sebelumnya kan Rocky pernah menjadi pembicara di Fisip Unila,” ungkapnya.

Sebelumnya, Warek III Unila Anna Gustina Zainal mengatakan, memang selama ini pihaknya belum mengizinkan terkait pelaksanaan diskusi yang mengundang Rocky Gerung tersebut.

“Dari lama kami tidak mengizinkan, namun namanya adek-adek atau mahasiswa jadi mereka terus aja melaju,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (14-09-2023).

Demi Kebaikan Bersama

Menurut dia, sebenarnya pimpinan universitas tidak pernah menghambat mahasiswa untuk beraktivitas sepanjang itu membawa kebaikan untuk Unila.

“Kalaupun tidak diizinkan, terdapat point-point tertentu yang jika diitung banyak dampak negatif ketimbang positifnya untuk Unila,” kata dia Selama ini kami sangat mendukung kegiatan dan tidak membatasi ruang gerak mahasiswa.

Namun karena atas pertimbangan-pertimbangan kami tidak mengizinkan diskusi tersebut.

Diketahui, diskusi publik tersebut tetap digelar diluar kampus Unila, yakni di GSG Pahoman, Bandarlampung, pukul 13:00 Wib.

Menurut Ketua BEM FEB Unila M. Reza Pratama diskusi publik tetap akan digelar, meski tekanan dan penolakan masih berlangsung.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos