MOMENTUM, Jepang -- Dosen Universitas Ma'arif Lampung (Umala) Nurul Aisyah memberikan cinderamata selendang tapis khas Lampung kepada Michan Ikada-san salah satu saksi hidup bom atom di Nagasaki, Jepang, saat Perang Dunia II, Jumat 26 Januari 2024.
Cinderamata selendang tapis khas Lampung itu diberikan Nurul Aisyah di sela mengikuti program Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths atau JENESYS (pertukaran pelajar) di Jepang.
Nurul Aisyah menyempatkan bertemu Michan Ikada-san salah satu korban bom atom saat PD II. "Alhamdulillah, saya bisa bertemu dengan saksi hidup atau korban bom atom di Nagasaki. Dari Michan Ikada-san, saya mendapatkan banyak informasi dan pelajaran penting yang terjadi dalam sejarah di perang dunia II," kata Nurul Aisyah.
Dari informasi Michan Ikada-san, lanjut Nurul, mengingatkan tentang bahaya perang nuklir apabila senjata mematikan itu digunakan lagi saat perang dikemudian hari.
"Di sini saya mendapatkan pelajaran penting. Perang memakai senjata nuklir sangat bahaya. Karena banyak memakan korban jiwa dan kerugian yang besar nantinya," ujarnya.
Nurul berharap dunia Internasional dapat menghentikan program senjata nuklir, sebagaimana yang dilakukan oleh negara di Eropa dan Asia guna mewujudkan perdamaian global.
"Saya berharap dunia Internasional dapat menghentikan program senjata nuklir. Agar perdamaian global bisa terwujud," pungkasnya.
Untuk diketahui, Nurul Aisyah merupakan salah satu dari sembilan pengajar yang terpilih dalam program JENESYS di Jepang. Dimana pertukaran pelajar ini berlangsung selama 20 sampai 30 Januari 2024.
Nurul Aisyah sendiri merupakan warga Kampung Tanggulangin, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. (*)
Editor: Muhammad Furqon