MOMENTUM, Bandarlampung -- Unit Donor Darah (UDD) PMI Lampung mencatat permintaan darah untuk kepentingan medis di Lampung sebanyak empat sampai lima ribu kantong per bulan.
Namun, jumlah pendonor yang datang secara sukarela ke Kantor UDD PMI Lampung hanya 50—100 orang per bulan. Untuk menutupi defisit stok, kegiatan sosial donor darah massal menjadi andalan.
“Kami sangat beruntung ada perusahaan seperti PTPN I Regional 7 ini yang secara rutin menggelar donor darah massal. Jika tidak ada, pasti kami tak mampu melayani permintaan darah yang datang dari berbagai rumah sakit di seluruh Lampung.”
Pernyataan itu disampaikan Eko Budi Susanto, dokter pelaksana donor darah dari UDD Pembina PMI Provinsi Lampung di sela melayani pengambilan darah di Gedung Kolaboratif PTPN I Regional 7 Bandar Lampung, Rabu 24 April 2024. Didampingi Hardan, petugas medis dari UDD PMI Lampung, Eko mengatakan, peran organisasi, kelompok masyarakat, maupun instansi yang mengagendakan donor darah massal sangat membantu penyediaan stok darah di Provinsi Lampung.
Eko menambahkan, PTPN I Regional 7 adalah salah satu perusahaan BUMN yang sangat konsen dan berkomitmen tinggi terhadap masalah kemanusiaan, terutama donor darah. Dalam catatan data UDD PMI Lampung, PTPN I Regional 7 yang semula bernama PTPN VII selalu aktif menyelenggarakan donor darah massif.
“Dalam catatan kami, PTPN ini (PTPN I Regional 7) sudah sangat lama menjadi mitra kami dalam penyediaan donor darah. Terus terang, kami sangat terbantu. Jika tidak ada organisasi yang komitmen begini, kami akan sangat sulit memenuhi permintaan darah. Kami berharap akan lebih banyak lagi perusahaan yang secara teratur donor darah massal begini,” kata dia.
Tentang kebutuhan darah saat ini, Hardan menyebut permintaan relatif normal dan bisa dipenuhi oleh UDD Pembina PMI Lampung. Namun demikian, dia mengatakan beberapa pekan lalu terjadi kekurangan stok darah golongan A karena melonjaknya permintaan.
“Tiga pekan lalu permintaan darah golongan A sangat tinggi. Saya tidak tahu persis apa penyebabnya. Bahkan, untuk menjaring relawan darah bergolongan A, ada donatur yang memberikan insentif berupa beras 5 kilo gram kepada setiap pendonor bergolongan A. Intinya, kami berupaya keras untuk bisa mengamankan stok agar kebutuhan darurat masyarakat terpenuhi,” kata paramedis senior ini.
Sementara itu, aksi sosial donor darah di PTPN I Regional 7 hari itu berhasil mengumpulkan 55 kantong darah dari para pendonor. Para donor berasal dari karyawan Kantor Regional (Kandir), dari Kebun Way Lima, Kebun Way Berulu, Kebun Bergen, dan Kebun Rejosari-Pematang Kiwah.
Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN I Regional 7 Bambang Hartawan menyatakan komitmennya untuk terus menggerakkan seluruh karyawan dalam program kemanusiaan donor darah ini. Menurut dia, donor darah adalah salah satu bentuk kebaikan yang murah dan mudah tetapi butuh gerakan untuk mengingatkan.
“Kalau kegiatan sosial lain itu butuh biaya dan berbagai persiapan, tetapi kalau donor darah ini lebih simpel. Padahal nilai kemanusiaannya jauh lebih tinggi karena menyangkut kesehatan, bahkan nyawa. Namun, karena simpel itu banyak orang kurang perhatian. Jadi, kuncinya memang harus dimasukkan dalam agenda rutin perusahaan, diingatkan, dan difasilitasi. Itu yang kami jalankan,” kata Bambang.
Ia berharap jumlah karyawan PTPN I Regional 7 yang ambil bagian dalam program tiga bulan ke depan akan lebih banyak. “Mudah-mudahan pada donor darah berikutnya semakin banyak lagi” kata dia. (*)
Editor: Muhammad Furqon