MOMENTUM--Alkisah, di suatu provinsi, ada seorang pemimpin yang bernama Samsul.
Dia merupakan pemimpin sementara yang ditunjuk pak menteri. Sampai pemimpin definitifnya dipilih, Samsul akan tetap memimpin provinsi itu.
Awal mula Samsul menjabat, tampaknya baik-baik saja. Tapi belakangan, dia mulai punya hobi merombak pejabat.
Sudah beberapa kali dia melakukan perombakan. Mulai dari pejabat bawah sampai pejabat teras semua di rombak.
Tentu itu haknya sebagai pemimpin, walau hanya sementara. Tapi tetap punya hak prerogratif untuk menempatkan orang-orangnya. Atau orang-orang yang bisa dikendalikan.
Tapi yang jadi pertanyaannya, kenapa harus dilakukan diam-diam?
Jangankan wartawan, pejabat di provinsi itu saja bahkan tidak tahu ada perombakan.
Mungkin niatnya bagus. Dia tidak ada ingin maksud baiknya diketahui oleh orang banyak. Cuma, caranya yang terlihat dadakan dan diam-diam.
Kalau biasanya, setiap pelantikan pejabat selalu masuk dalam agenda. Jadi wartawan yang bertugas meliput bisa memberitakannya.
Tapi semenjak Samsul menjabat, pelantikannya selalu terkesan diam-diam.
Jadi wajar, kalau orang bertanya-tanya apakah rolling pejabat yang dilakukannya menyalahi aturan? Atau hanya sekedar ingin menempatkan orang-orangnya.
Sampai sekarang banyak pejabat yang was-was dengan kebijakan diam-diam si Samsul.
Termasuk pejabat tinggi yang katanya juga bakal dirombak. Mereka masih menunggu kepastian.
Bahkan, ada belasan yang bakal dirombak. Ada juga orang-orang dari luar yang hendak dimasukkannya.
Sayangnya, ada beberapa orang yang tak mendapat restu dari pak menteri.
Tapi sampai sekarang, si Samsul masih belum melakukan perombakan lagi.
Mungkin karena dia ramai diperbincangkan, jadinya sedikit mengerem. Mungkin juga menunggu "arahan" hehe. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya