MOMENTUM, Bandarlampung--Swasembada pangan yang merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto terancam terhambat.
Hal itu dikarenakan ratusan petugas pintu air (PPA) dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung.
Setidaknya ada 233 yang terkena PHK. Rinciannya 171 PPA dari Daerah Irigasi (DI) Way Sekampung dan 62 orang dari Way Rarem.
Padahal, DI Way Sekampung mengaliri 55.373 hektare sawah dan DI Way Rarem 14.187 hektare. Diberhentikannya ratusan PPA itu, pengaliran puluhan ribu hektare sawah terganggu.
Sigit, salah satu PPA di DI Way Sekampung mengatakan, tak pernah mendapatkan pemberitahuan sebelumnya. Bahkan, pemberhentian tersebut dilakukan melalui zoom meeting.
"Pemberitahuan kemarin lewat zoom. Alasannya karena ada banyak pengurangan anggaran dari pusat," kata Sigit.
Padahal, para petugas tersebut telah bekerja belasan tahun. "Saya sendiri sudah 13 tahun mengabdi untuk masyarakat, kok diberhentikan sepihak," jelasnya.
Pemberhentian itu pun bakal berdampak terhadap lahan pertanian yang dialiri di DI Way Sekampung dan Way Rarem.
"Dampak ke petani kami yakini sangat besar. Seperti carut marutnya pembagian air dari hulu ke hilir. Pasti yang di bawah akan selalau merasa kekurangan kalau tidak ada petugas yang membagi air," sebutnya.
Karena itu, dia berharap, Presiden Prabowo Subianto bisa mempertahankan mereka agar tetap bekerja.
"Kami tidak menuntut untuk menjadi PPPK. Kami hanya berharap bisa tetap bekerja," harapnya.
Editor: Agung Darma Wijaya