MOMENTUM, Balikbukit--Heboh diberitakan tentang buruknya kualitas jalan rabat beton senilai Rp215 juta yang bersumber dana desa (DD), di Pemangku Limaukunci beberapa hari terakhir. Pemerintah Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) memperbaiki jalan dengan menambal adukan semen.
Jalan lingkungan itu dibangun pada akhir 2024, dan diserahterimakan ke pihak pekon pada 6 Januari 2025. Namun, kondisi jalan telah banyak yang retak dan rusak.
Jalan yang melintasi Pemangku Limaukunci ini juga masuk pada ruas Jalan Bedeng-Sampot yang sepanjang 5,7 Kilometer yang merupakan jalan kabupaten. Untuk pembangunan jalan dengan DD oleh pekon pun tidak ada kordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lambar.
Dinas PUPR Lambar menyebut tidak ada masalah bila pihak pekon dapat melakukah pembangunan pada jalan milik kabupaten. Namun, pembangunan itu harus dilakukan dengan standar kualitas untuk jalan kabupaten.
Kasi Jalan di Bidang Bina Marga DPUPR Lambar, Enru saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (25/02/25) mengatakan bahwa kualitas jalan kabupaten dan pekon sangat berbeda. Khusunya dalam takaran material dan spefikasi yang digunakan.
"Spefikasi jalan kabupaten dan pekon itu sangat berbeda, karena berbeda keperuntukannya. Kalau mau bagun jalan kabupaten tentunya harus mengikuti spefikasi jalan kabupaten," katanya.
Dikatakan Enru, menyikapi viralnya kualitas pembangunan jalan Bedeng-Sampot yang menggunakan DD dan telah mengalami keretakan, pihaknya tidak dapat berbicara banyak. Terkecuali pihak DPUPR Lambar diminta untuk mengecek kualitas oleh pihak-pihak terkait.
"Itu dilihat dari perencanaan, melihat anggaran dan volume jalan harusnya sudah cukup. Tapi bukan tupoksi kami ya, kita gak tau perencanaannya dan kami bisa masuk bila diminta atau dilibatkan saja," katanya.
Menurutnya, bila jalan rabat beton memang membutuhkan patahan dibahu jalannya. Hal itu berfungsi untuk ayunan bila mendapat tekanan dari kendaraam berat yang melintas.
"Kalau kami melakukan pembangunan rabat beton memang ada spefikasi untuk membuat patahan dengan jarak tertentu, dan itu ada funsinya. Jaraknya juga terukur ya," katanya.
Namun berbeda bila terdapat retakan memanjang ditengah bahu jalannya. Bila itu terjadi dipastikan terdapat kesalahan dalam pengerjaanya jenis rabat beton.
"Rabat beton patah melintang dengan jarak yang ditentukan itu memang dibuat dan ada tujuannya. Lain cerita bila retaknya memanjang ditengah jalan, itu dikarenakan ada kesalahan dan tidak dianjurkan untuk pembangunan jalan rabat beton," ucapnya.
Sementara Peratin Padangcahya, Muzarni terkesan menghidar ditemui untuk memberikan hak jawab mengenai pembangunan jalan di Limaukunci. Beberapa kali wartawan Harian Momentum berusaha menghubungi melalui telepon dan pesan WA. Begitu juga saat dicoba disambangi ke balai pekon selalu tidak ada ditempat dengan alasan ada urusan di luar. (**)
Editor: Muhammad Furqon