Zulhas Dituding Jadi Penyebab Harga Singkong Anjlok, Kader PAN: Gegabah dan Tak Berdasar

img
Kader PAN Lampung, Suprapto (kanan) dan Naufal (kiri). Foto. Ikhsan.

MOMENTUM, Bandarlampung--Pernyataan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menuding mantan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas, sebagai penyebab anjloknya harga singkong di Lampung, memancing tanggapan dari kader Partai Amanat Nasional (PAN).

Wakil Ketua DPW PAN Lampung, Suprapto, menyayangkan pernyataan penurus PMII yang dinilai gegabah dan tidak didasarkan pada kajian mendalam.

“Pernyataan itu sangat tendensius dan tidak mencerminkan kajian yang komprehensif. Pak Zulhas justru selama ini aktif memperjuangkan nasib petani, termasuk petani singkong,” kata Suprapto, Jumat (9-5-2025).

Menurutnya, fluktuasi harga komoditas seperti singkong tidak bisa serta-merta disalahkan kepada satu pihak. 

Dia menegaskan, bahwa kebijakan ekspor dan impor yang menjadi pembahasan merupakan kewenangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bukan sepenuhnya tanggung jawab Menteri Perdagangan.

“Saya menghargai gerakan mahasiswa, tapi mari sampaikan pendapat dengan santun dan obyektif. Jangan hanya mencari panggung atau menyalahkan tanpa data,” jelasnya.

Ihwal polemik harga singkong, Suprapto mengatakan bahwa PAN juga telah mengambil sejumlah langkah konkret, termasuk menampung singkong dalam bentuk gaplek dari petani lokal.

"Seluruh kader PAN dintruksikan ambil peran aktif membantu mencarikan solusi atas berbagai persoalan masyrakat, termasuk soal harga singkong di Lampung," kata dia.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh elemen, mulai dari menteri terkait, gubernur, hingga DPRD, tengah berupaya mencari solusi terbaik atas permasalahan tersebut.

“Mari kita saling mendukung, bukan saling menyalahkan. Koordinasi terus dilakukan untuk mencari jalan keluar,” tambahnya.

Dia juga mengingatkan agar gerakan pembelaan kepada petani singkong terus digelorakan namun harus dijaga agar tidak ditunggangi kepentingan pragmatis kelompok tertentu atau segelintir orang.

“Jangan sampai misalnya muncul penilaian PMII bawa-bawa PAN karena Mendesnya sekarang Kader PAN, dan kader-kader PMII yang sekarang jadi pendamping desa merasa tidak aman,” urainya.

Suprapto mengajak PMII dan kelompok mahasiswa lainnya untuk mengedepankan dialog konstruktif dalam menyuarakan isu-isu rakyat.

“Kita semua punya tanggung jawab moral memperjuangkan nasib petani. Tapi mari lakukan dengan cara yang obyektif dan berdasarkan data,” pungkasnya.

Hal serupa disampaikan Wakil Ketua DPW Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Lampung Naufal A Caya. Mantan aktivis mahasiswa itu menyayangkan pernyataan yang mengadu domba sesama tokoh Lampung, yakni Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dan Zulkifli Hasan, selaku Menko Pangan RI.

“Justru Bang Zulhas menjadi garda terdepan mencari solusi demi terwujudnya swasembada pangan, terutama mengurai persoalan singkong di Lampung,” papar Naufal.

Naufal juga mendorong seluruh pihak dan tokoh-tokoh Lampung untuk bahu membahu memecahkan solusi polemik harga singkong di Lampung dan bukan justru saling menyalahkan satu sama lain.

Sebelumnya, Ketua PMII Bandarlampung, Dapid Novian Mastur, menyebut jika Zulhas merupakan aktor utama di balik keterpurukan petani singkong.

Zulhas dinilai abai terhadap permintaan penghentian impor singkong yang telah diajukan secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Lampung sejak akhir Januari 2025.

“Zulhas adalah biang kerok kehancuran harga singkong. Ia lebih membela kepentingan pengusaha dan importir daripada nasib petani lokal,” kata Dapid, Kamis (8-5).

Dapid menyebut bahwa surat Gubernur Lampung kepada Zulkifli Hasan yang kala itu masih menjabat Menteri Perdagangan tak pernah mendapat tanggapan. Justru, kebijakan impor tetap berjalan dan memicu anjloknya harga singkong lokal. (**)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos