MOMENTUM, Kalianda--Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani, menegaskan komitmennya dalam melestarikan seni tradisional daerah.
Komitmen tersebut disampaikannya saat menghadiri Workshop Pelatihan Tari Tuping 12 Wajah di Aula SMA Negeri 2 Kalianda, Selasa (23-9-2025).
Di hadapan ratusan pelajar peserta pelatihan tersebut, Zita mengungkapkan kebanggaannya atas antusiasme generasi muda dalam mempelajari seni tari yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Lampung Selatan itu.
“Tari Tuping 12 Wajah dan Tari Kiamat merupakan aset budaya Lampung Selatan yang harus kita jaga bersama. Saya bangga sekali melihat semangat adik-adik hari ini,” kata Zita.
Sebagai bentuk nyata komitmen tersebut, istri Bupati Lamsel Radityo Egi Pratama itu pun, tak segan ikut menari Tari Bedana bersama dua ratus siswa-siswi SMAN 2 Kalianda.
Pada kesempatan itu, Zita menyerahkan bantuan berupa Tuping kepada pihak sekolah sebagai bentuk dukungan pengembangan seni tradisional.
"Pelatihan ini menjadi fondasi penting menuju Festival HUT Kabupaten Lamsel pada 14 November mendatang," tegasnya.
Dia menargetkan, Festival Budaya HUT Kabupaten Lamsel yang akan melibatkan seribu penari, menadi even pagelaran budaya terbaik di Indonesia. Karena itu, dia mengajak seluruh kepala sekolah di Lamsel untuk aktif mempersiapkan siswa menghadapi festival budaya tersebut.
“Sekarang kita mulai dengan pelatihan di sekolah-sekolah. Ke depan kita wajibkan pelatihan dengan skala yang lebih besar lagi, agar seni tari kita bisa ditampilkan spektakuler di perayaan HUT kabupaten dan semakin dikenal luas, di level nasional, bahkan internasional," harapnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamsel Intji Indriati menyampaikan, kegiatan pelatihan tersebut berlangsung 22 hingga 24 September 2025. "Pelatihan ini bagian dari program Agro Eduwisata yang dicanangkan Bupati Lampung Selatan," kata Intji.
Program agro eduwisata menekankan pelestarian budaya, sekaligus penguatan pariwisata berbasis edukasi dan kearifan lokal.
“Melalui pelatihan ini, siswa tidak hanya belajar keterampilan menari, tetapi juga diharapkan menularkan pengetahuan kepada teman-temannya. Dengan begitu, seni tari Tuping akan semakin luas dikenal dan tetap hidup di kalangan generasi muda,” terangnya. (**)
Editor: Munizar