PT Multibreeder Diduga Cemari Lingkungan, Sebarkan Bau Menyengat dan Debu

img
Ilustrasi. Foto: Ist.

MOMENTUM, Gisting – PT Multibreeder Adirama Indonesia (Multi) yang beroperasi di Pekon Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, diduga mencemari lingkungan dengan bau menyengat, debu beterbangan, serta aktivitas kendaraan berat yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.

Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam itu kini disorot karena aroma tidak sedap yang kerap muncul terutama saat proses pembongkaran ayam berlangsung. Bau menyengat tersebut dirasakan hingga ke permukiman warga, bahkan pada siang hari membuat warga enggan beraktivitas di luar rumah.

“Kalau siang, baunya luar biasa. Anak-anak sampai enggan keluar rumah. Ini sudah lama kami rasakan, tapi tidak ada tindakan nyata,” keluh salah satu warga Pekon Campang, Jumat 10 Oktober 2025.

Ia menambahkan, aroma kotoran dari area kandang kerap menyeruak ke rumah-rumah warga, terutama saat angin bertiup dari arah selatan.

“Kami ini manusia, bukan ayam. Tapi baunya bikin seolah kami hidup di tengah kandang,”ujar salah satu warga yang berada di sekitar PT tersebut.

Selain bau dan debu, warga juga mengeluhkan kerusakan jalan kampung akibat lalu lintas truk besar perusahaan yang melintas hingga larut malam. Aktivitas produksi telur tetas dan anakan ayam (DOC) dinilai memperparah gangguan lingkungan di wilayah tersebut.

“Truk-truk besar lewat siang malam, bahkan jam 11 malam masih ada yang lewat. Jalan rusak, debu berterbangan, dan kalau hujan, jalan jadi kubangan lumpur. Kami seperti tidak dianggap,” ujarnya. 

Warga menegaskan, mereka tidak menolak investasi, tetapi meminta perusahaan dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.

“Kalau memang perusahaan besar, harusnya ada standar limbah yang jelas, bukan asal jalan. Kami cuma minta hak kami untuk hidup nyaman di rumah sendiri,” katanya.

Situasi ini semakin ironis karena produksi di perusahaan justru meningkat seiring fokus barunya pada telur tetas dan anakan ayam. Volume kandang bertambah, lalu lintas padat, namun sistem pengelolaan limbah justru disebut makin lemah.

Ia menegaskan, ventilasi rumah sering ditutup karena bau tak tertahankan. "Kalau malam, udara makin pengap,” ungkap seorang warga.

Menurut warga sekitar bernama Aan, masyarakat berencana mengambil langkah lebih tegas jika keluhan mereka terus diabaikan.

“Kami dalam waktu dekat jika tidak ada tanggapan, kami akan menghadap langsung ke bupati untuk menyampaikan aspirasi ini,” tegas Aan dengan nada kecewa.

Pemerhati lingkungan dari Tanggamus, Suharni, menilai persoalan ini tak bisa dibiarkan berlarut.

“Perusahaan sebesar PT Multibreeder Adirama Indonesia tidak bisa berlindung di balik nama besar. Mereka harus tunduk pada etika sosial dan lingkungan. Kalau benar ada bau dan limbah yang mencemari, itu berarti ada kelalaian yang serius,” tegas Suharni.

Ia juga mendesak agar dilakukan audit lingkungan dan inspeksi mendalam terhadap aktivitas operasional perusahaan di Campang.

Masyarakat meminta pemerintah daerah dan dinas terkait segera melakukan peninjauan dan penegakan aturan lingkungan, agar aktivitas industri tidak merugikan warga.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Multibreeder belum memberikan keterangan terkait keluhan warga tersebut. (***)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos