MOMENTUM, Bandarlampung--Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) biosolar khusus stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bandarlampung dibagi menjadi dua sesi.
Pengaturan itu dimaksudkan untuk mengurai kemacetan akibat kendaraan yang mengantre di SPBU. Terutama di jam-jam sibuk.
Begitu disampaikan Kabid Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung Sopian Atiek usai sidak ke sejumlah SPBU, Senin (15-12-2025).
Menurut Sopian, berdasarkan hasil sidak, terjadi antrean kendaraan selama 5 hingga 12 jam.
Sehingga, Pemprov dan Pertamina serta pihak terkait menyepakati penyalurannya dibagi menjadi dua sesi.
"Sesi pertama pukul 10.00 hingga 15.00 WIB. Lalu, sesi kedua pukul 19.00 WIb sampai dengan SPBU tutup," kata Sopian.
Dia menjelaskan, pengaturan atau pembatasan tersebut bertujuan untuk mengurangi kemacetan pada jam-jam sibuk.
"Namun untuk BBM jenis lain tetap beroperasi normal, tanpa pembatasan waktu," jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan, pembatasan tersebut hanya berlaku untuk SPBU yang berada di dalam Kota Bandarlampung.
"Untuk SPBU di Jalan Bypass Soekarno-Hatta tidak diberlakukan pembatasan jam operasional," terangnya.
Sementara, Sales Branch Manager (SBM) Lampung II Fuel Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Reiner memastikan, stok BBM hingga akhir tahun 2025 dalam keadaan aman.
Dia merincikan, sampai 14 Desember 2025, realisasi realisasi penyaluran BBM Pertalite sebesar 629.277.000 liter dan Biosolar 741.646.000 liter.
“Proyeksi kami, kuota BBM subsidi cukup sampai akhir tahun. Namun pada masa Nataru, ada peningkatan kebutuhan," kata Reiner.
Dia menyebutkan. untuk produk gas oil seperti Dex dan Dexlite diperkirakan naik sekitar 3 persen.
"Sedangkan produk gasoline seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo naik hingga 9,1 persen,” tutupnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya
