Pemanfaatan Perkarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga

img
Ilustrasi Perkarangan rumah. Foto: Google

Harianmomentum--Lahan pekarangan memiliki potensi besar dalam mewujudkan ketahanan pangan berbasis keluarga. Hanya saja, pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal.

 

Mayoritas masyarakat masih memanfaatkan lahan pekarangan seadanya saja, padahal jika dioptimalkan dapat ditanami beragam jenis tanaman yang bisa memenuhi ketersediaan pangan bagi keluarga.

 

Berangkat dari hal tersebut, Kementerian Pertanian bersama Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) meluncurkan Gerakan Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga Indonesia.

 

Program ini diimplementasikan secara serentak di 10 provinsi meliputi Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. 

Dipilihnya PKK sebagai mitra seperti dikutip RMOL.co, Selasa, karena memiliki jaringan terstruktur mulai dari tingkat pusat sampai Dasa Wisma, sehingga dapat mendukung pelaksanaan optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara masif.

 

Melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan khususnya penanaman cabai, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi gejolak harga pangan.

 

Selain itu, dengan pemberdayaan PKK untuk melakukan budidaya cabai dan sumber pangan lain pada pekarangan rumah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, sehingga mampu mewujudkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga .

Tujuan dari kegiatan ini adalah memasyarakatkan optimalisasi lahan pekarangan, baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan memproduksi kebutuhan pangan oleh keluarga dan masyarakat.

 

Selain itu, kegiatan juga diharapkan dapat mengatasi gejolak harga pangan khususnya tanaman cabai yaitu dengan gerakan menanam cabai di masing-masing pekarangan rumah. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam telekonferensi langsung dengan Tim Penggerak PKK dari 10 provinsi menjelaskan bahwa pendekatan pengembangan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

 

Antara lain dengan membangun kebun bibit desa dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal, sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam terjaga.

 

KRPL merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat.

Amran juga mengajak seluruh kader PKK dan organisasi kewanitaan lainnya seperti IWAPI dan Muslimat NU dapat mengoptimalkan lahan pekarangan secara masif.

 

Menurutnya, jika saja 60 juta rumah tangga bergerak bersama memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam sayur dan buah-buahan maka hal tersebut dapat mengurangi biaya kebutuhan sehari-hari. 

"Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kerja keras yang telah ditunjukkan oleh para wanita yang dalam hal ini terkoordinasi dibawah naungan Tim Penggerak PKK, IWAPI, Muslimat NU, dan semua organisasi kewanitaan lainnya.

 

Sehingga apa yang telah kita rintis empat bulan lalu melalui Gerakan Tanam Cabai di pekarangan telah berhasil menurunkan harga cabai. Saya pantau di pasar induk, harga cabai saat ini berkisar Rp 36 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogran," jelas Amran, Selasa (11/4).

Amran menambahkan bahwa kementeriannya telah meninstruksikan kepada seluruh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) untuk mengintensifkan pemberian bibit tanaman secara gratis kepada masyarakat. 

"Jenis bibitnya beragam, ada sayur-sayuran, buah-buahan hingga bibit ayam," bebernya.  

Ketua Tim Penggerak PKK Erni Guntari Tjahjo Kumolo mengharapkan agar seluruh kader PKK dapat merespon secara positif gerakan pemanfaatan lahan pekarangan yang dicanangkan Kementan. 

"Minimal lima sampai 10 tanaman cabai dapat ditanam di pekarangan rumah tangga yang sempit. Karena jika itu bisa terpenuhi setidaknya mereka bisa mencukupi kebutuhan konsumsi cabai bagi rumah tangganya.

 

Intinya harus ada kemauan. Kementerian Pertanian sudah mendorong dan memfasilitasi, tinggal bagaimana kader PKK di seluruh Tanah Air dapat memanfaatkannya secara optimal," jelas Erni.

Sementara, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengaku sangat mengapresiasi program yang diluncurkan Kementan berkerja sama dengan Tim Penggerak PKK.

 

Dia berharap agar segenap komponen pemerintahan dan masyarakat dapat bersinergi mewujudkan ketersediaan pangan yang beragam dan bergizi bagi keluarga. 

Joko juga mengapresiasi keberadaan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dengan segala inovasi dan kreatifitas serta komitmennya dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai salah satu solusi upaya pemenuhan kebutuhan pokok keluarga telah mampu menempatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) menjadi pesaing/rivalitas berat bagi para kaum kapitalis. 

Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sujono yang juga plt. kepala Badan Ketahanan Pangan menambahkan bahwa progam yang diluncurkan di Desa Glesungrejo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri tersebut adalah salah satu upaya Kementan menyentuh sisi mikro pengembangan pertanian. 
"Artinya, kami tidak hanya berfokus pada usaha-usaha makro seperti pengembangan luas tanam padi, jagung atau kedele saja," ujarnya.

Dalam peluncuran Gerakan Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga Indonesia, Kementan memberikan bantuan sebanyak 150 ribu bibit cabai untuk 10 provinsi, bibit ayam unggul petelur sebanyak 1000 ekor, dan 10 ribu ekor di beberapa provinsi lain, serta lima unit kultivator sesuai kebutuhan masyarakat.(red)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos