Harianmomentum.com--Lampung
Selatan merupakan satu dari tiga kabupaten tertua di Provinsi Lampung. Dua
lainya: Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten ini
dibentuk pada tahun 1954, sepuluh tahun sebelum daerah Lampung terbentuk
menjadi provinsi.
Kabupaten dengan luas
wilayah mencapai 2.109,74 kilometer persegi ini
memilki jumlah penduduk lebih
kurang 972.579 jiwa. yang tersebar pada 17 wilayah kecamatan 248 desa dan tiga
kelurahan. Secara geografis, wilayah Lampung Selatan berada di pintu
gerbang paling selatan Pulau Sumatera.
Sejumlah obyek vital dan
strategis di Provinsi Lampung berada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan:
Bandara Radin Inten II dan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni sebagai akses
penghubung transportasi Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
Sebenarnya, Kabupaten
Lampung Selatan pernah memiliki pelabuhan ekspor-impor yang terletak di
Kecamatan Panjang. Namun, pelabuhan yang bernilai strategis bagi kegiatan
ekonomi Lampung itu, sejak tahun 1982 menjadi bagian dari wilayah Kota Bandarlampung.
Di bawah pimpinan Bupati Zainudin Hasan dan Wakil Bupati Nanang Ermanto, pemerintah kabupaten setempat menetapkan visi pembangunan: Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang Sejahtera, Berdaya Saing, Mandiri dan Berakhlak Mulia. Untuk mencapai visi tersebut dilakukan melalui misi: Membanguan Infrastruktur untuk Mempercepat Kemaujan Desa dengan Tata Ruang Wailyah.
Pelaksanaan misi itu
dilakukakan melalui tujuh program
prioritas pembangunan yang meliputi: penyelenggaraan infrastruktur jalan dan
transportasi, pengembangan dan pembinaan pemukiman.
Selajutnya: penyediaan
air minum, sanitasi dan persampahan, penataan ruang wilayah, bina pembangunan
desa, pengelolaan pertanahan serta pengembangan komunikasi dan informatika.
Sebagai modal pelaksanaan
pembangunan untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat, Kabupaten Lampung Selatan menyimpan sejumlah potensi
yang sangat menjanjikan, diantaranya pada bidang: pertanian, perikanan,
perkebunan, pariwisata.
Pada bidang pertanian,
luas lahan tanaman pangan di Kabupaten Lampung Selatan mencapai 45.785 hektare
yang mencakup arel tanaman padi, jagung dan kedelai. Lampung Selatan juga
menghasilan komoditi perbkebunan: kelapa, kakao, karet, kopi, kelapa sawit
cengkeh, jambu mete, pisang dan vanili.
Di bidang perikanan,
Kabupaten Lampung Selatan punya potensi perikanan tangkap yang cukup besar.
Berdasarkan data dinas kelautan dan perikanan setempat, potensi perikanan tangkap yang dapat dieskploitasi hingga batas potensi lestari
mencapai 74.885 ton per tahun.
Pada bidang parawisata
juga tak perlu diragukan, sejak dulu Kabupaten Lampung Selatan dikenal sebagai
salah satu daerah yang menajdi destinasi wisata utama di Provinsi Lampung.
Potensi wisata Kabupaten Lampung Selatan sudah dikenal pada level nasional, bahkan internasional.
Sebut saja obyek wisata Gunung Anak Krakatau.
Selain bisa menikmati
keindahan alam, kawasan Gunung Anak Kraktau juga berfungsi sebagai cagar alam.
Gunung Anak Krakatu merupakan “harta yang sangat berharga” bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883, merupakan fenomena yang sangat langka di dunia yang memunculkan pertumbuhan gunung berapi dari dasar laut.
Tak jauh dari lokasi
kawasan Gunung Anak Krakatau, ada obyek wisata Pulua Sebesi. Selain
bersnorkling menyaksikan panorama bawaha laut di kawasan pantai Pulau Sebesi, di pulau seluas 1.600 hektare
itu pengujung juga bisa menikmati wisata
berburu.
Di Lampung Selatan juga ada Menara siger yang menjadi ikon kabupaten, sekaligus Provinsi Lampung. Kemudian obyek wisata Pantai Suak, Pantai Sebalang dan pemadian air panas way belerang.
Salah satu upaya pengembangan potensi pariwisata itu dilakukan melalui even promosi Festival Kalianda yang dilaksanakan Pemkab Lampung Selatan setiap tahun. Bahkan kaleder promosi wisata resmi Pemerintah Provinsi Lampung pun menggunakan nama Festival Krakataua yang merupakan ikon wisata Kabupaten Lampung Selatan. (red)
Editor: Harian Momentum