Harianmomentum.com--Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Daerah Lampung
meminta pemandu wisata di Bumi Ruwa Jurai dapat menguasai bahasa berbagai
negara.
Hal tersebut dimaksudkan agar destinasi pariwisata dapat menginjakkan
kaki di kandang internasional dan dapat mendampingi wisatawan mancanegara
dengan baik.
Ketua Umum HPI Lampung Bakti Setiadi Negara mengatakan, sebagai
organisasi tempat bernaungnya pemandu wisata di Lampung, HPI saat ini memiliki
sekitar 150 anggota. Mereka menguasai berbagai macam bahasa, seperti Inggris,
Arab, Spanyol, Perancis.
"Kami bekerja sama terus dengan pemerintah dan menggelar berbagai
program pelatihan. Khususnya peningkatan sumberdaya manusia dari sisi
kebahasaan," ujar Bakti saat sambutan dalam halalbihalal HPI di
Bandarlampung, Senin, 9 Juli 2018.
Bakti mengatakan, di tengah besarnya potensi kepariwisataan di Lampung
ini dibutuhkan kapasitas bahasa yang mumpuni bagi pramuwisata agar dapat
mendampingi wisatawannya dengan baik.
HPI sebagai wadah organisasi pemandu wisata akan selalu memprogramkan
aspek bahasa tersebut dengan bekerja sama dengan pemda dalam menyusun program
pelatihan dan kemandirian pariwisata.
"Kompetensi bahasa pemandu wisata di Lampung harus terus
berkembang. Bahasa itu sangat penting agar kebutuhan wisatawan berbagai belahan
dunia dapat terpenuhi," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiharto
mengatakan, Provinsi Lampung memiliki begitu banyak objek wisata di
kabupaten/kota, baik wisata alam, sejarah, olahraga dan budaya.
"Semuanya merupakan aset berharga di Provinsi Lampung yang harus
dijaga dan harus dikembangkan, juga sebagai sumber pendapatan Provinsi Lampung
dalam meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik," tutur Budiharto.
Dia mengungkapkan, objek wisata di Lampung belum diolah secara
maksimal. Masih begitu banyak destinasi atau daerah potensial yang dapat
dijadikan objek wisata bertaraf internasional. Untuk itu diperlukan dukungan
sarana dan prasarana yang memadai sehingga provinsi Lampung menjadi tempat
wisata yang lebih baik. (ira).
Editor: Harian Momentum