Harianmomentum--Anggota DPD RI asal DKI Jakarta Fahira
Idris mengapresiasi komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk tetap menghentikan proyek reklamasi Teluk
Jakarta.
Menurutnya, penolakan ini karena reklamasi bukan hanya
akan menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem Teluk Jakarta dan menutup akses
sosial ekonomi nelayan tradisional yang sudah berada di pesisir Jakarta selama
ratusan tahun, tetapi juga dilingkari oleh berbagai pelanggaran hukum.
"Pulau-pulau yang sudah jadi terutama yang
diperuntukkan untuk kepentingan komersial harus "disita" dan
dialihfungsikan sepenuhnya untuk kepentingan publik Jakarta. Dasar hukum
penyitaan sangat kuat karena semua aktivitas pembangunan pulau-pulau
"palsu" tersebut melanggar hukum," ujar Fahira, di Jakarta
(18/5), dikutip RMOL.CO.
Ia mengungkapkan, kemenangan Anies-Sandi pada
Pilkada DKI Jakarta tidak lepas dari janji kampanye mereka yang tegas akan
menghentikan proyek reklamasi.
Janji kampanye menolak reklamasi ini mendapat
sambutan dari mayoritas pemilih Jakarta yang memang sejak lama melihat ada
kesewenang-wenangan kekuasaan yang begitu ngototnya melanjutkan reklamasi walau
sudah melakukan berbagai pelanggaran, terjadi praktik korupsi di dalamnya, dan
secara sosial, ekonomi apalagi lingkungan akan merugikan Jakarta.
"Saya turun ke konstituen bertanya kenapa
mereka memilih Anies-Sandi, salah satu jawabannya adalah karena hanya pasangan
ini yang tegas dan berani akan menghentikan reklamasi. Publik Jakarta itu sudah
lelah melihat berbagai pelanggaran reklamasi yang dilakukan terang-terangan
hanya demi kepentingan pengembang," ungkap Wakil Ketua Komite III DPD ini.
Kebijakan Tim Sinkronisasi Anies-Sandi yang
meminta publik untuk memberikan saran mengenai pemanfaatan pulau-pulau
reklamasi di Teluk Jakarta yang sudah jadi, juga menjadi bukti bahwa keduanya
akan mengedepankan partisipatif dan kolaboratif publik dalam setiap
kebijakannya.
"Praktik open government sudah mereka
praktikkan walau belum resmi dilantik. Ini patut kita apresiasi. Saya berharap
pulau-pulau yang sudah jadi ini, menjadi fasilitas publik bagi warga Jakarta
untuk bisa menikmati pemandangan Teluk Jakarta. Miris memang, perkembangan Kota
Jakarta itu tidak dapat dilepaskan dari sejarah bahari, tetapi warganya
tertutup aksesnya melihat laut, karena sudah dikuasai oleh mereka yang punya
uang," pungkas Fahira, putri tokoh nasional Fahmi Idris ini. (Red)
Editor: Harian Momentum