Harianmomentum.com--Hingga hari ke-11 (Rabu, 2 Januari 2019), pascabencana tsunami Selat Sunda, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung meminta masyarakat terutama di wilayah pesisir di Provinsi Banten dan Lampung untuk tetap waspada.
Kepala Stasiun Maritim BMKG Lampung Sugiono mengatakan, dengan paparan Kepala BMKG Dwikorita terkait ditemukannya retakan baru di Gunung Anak Krakatau, pihaknya berharap kalaupun ada potensi terjadi tsunami tidak seperti kejadian sebelumnya. Kendati demikian, masyarakat diminta tetap waspada saat berada di zona 500 meter di sekitar pantai.
Sugiono mengungkapkan, pada intinya Kepala BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dalam menghadapi potensi bencana tsunami di Banten dan juga Lampung, baik akibat aktivitas gempa tektonik maupun vulkanik.
"Jangan sampai penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan hilangnya tubuh Gunung Anak Krakatau menyebabkan masyarakat menjadi lengah. Potensinya tetap ada, namun BMKG mengupayakan agar jika terjadi lagi BMKG dapat mendeteksi kenaikan gelombang lebih awal dengan memasang sensor Water level di Pulau Sebesi dan PLTU Labuan," ungkap Sugiono kepada Harian Momentum, Rabu (2/1).
Alat tersebut akan cepat menginformasikan perkembangan gelombang dan cuaca yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau ke pusat data di BMKG.
Dia meminta masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi terkait kewaspadaan bahaya tsunami melalui website, aplikasi mobile dan media sosial InfoBMKG, serta memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi MAGMA INDONESIA Badan Geologi-ESDM agar tidak terpancing dengan informasi atau isu yang menyesatkan.
"BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya," jelasnya.
Sebagai informasi, retakan muncul setelah gunung mengalami penyusutan dari sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.
Di sisi lain, berdasarkan data dari Tagana Lampung, jumlah pengungsi yang berada di kantor Gubernur Provinsi Lampung sudah berkurang sangat jauh. Jika semula jumlah pengungsi mencapai 4.500 orang pada hari pertama pasca tsunami yang terjadi Sabtu (22/12) lalu, saat ini tinggal 250 orang karena yang lain telah kembali ke rumahnya masing-masing. (ira).
Editor: Harian Momentum