Warga dan Karyawan PTPN VII Kedaton Gelar Salat Istisqa

img
Sejumlah warga menggelar salat istisqa/meminta hujan agar kemarau yang berkepanjangan segera berlalu./ist

MOMENTUM, Waygalih--Seratusan orang mengikuti salat minta hujan (istisqa) di Lapangan PTPN VII Unit Kedaton di Desa Waygalih, Lampung Selatan, Jumat (1-11-19).

Mereka bermunajat kepada Alloh SWT agar ditutunkan hujan di musim kemarau yang sudah berlangsung enam bulan lebih. Diimami Ustaz Teguh Prasetyo, jemaah salat adalah karyawan PTPN VII dan warga Desa Waygalih, Banjaragung, Sindangsari, serta siswa SMP Taruna Darma, Lampung Selatan.

Manajer PTPN VII Unit Kedaton Willy Mulyawan mengatakan, perusahaan perkebunan sangat bergantung dari air hujan. Oleh sebab itu, ketika kemarau cukup ekstrem terjadi di wilayah kerjanya, maka perlu terus berikhtiar secara maksimal agar tanaman karet yang dibudidayakan bisa bertahan.

“PTPN VII sebagai perusahaan perkebunan sangat bergantung kepada kondisi alam. Bagi kami, panas terus ya kurang bagus, hujan terus juga bikin produksi kurang maksimal. Sementara, hujan atau panas itu kan hak prerogatif Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, dalam hal ini kami ikhtiar minta kepada Alloh melalui salat istisqa,” kata dia usai melaksanakan salat.

Willy menambahkan, hujan yang sudah lama tidak turun juga sudah mengganggu aktivitas warga sekitar. Bukan hanya lahan untuk bercocok tanam sebagai mata pencaharian utama, bahkan banyak sumur warga yang sudah kehabisan air.

“Kondisi lingkungan juga sudah terasa gersang karena rumput banyak kering, pohon-pohon kelihatan layu, dan udara berdebu. Maka, waktu kami gagas dan ajak masyarakat mengadakan salat istisqa, masyarakat banyak yang mendukung,” kata dia.

Dalam tausiahnya, Ustaz Teguh Prasetyo menyampaikan bahwa kekuasaan Allah SWT tidak terbatas oleh apapun. Jika Allah menghendaki suatu keadaan suatu kaum, entah itu keberuntungan maupun keburukan, kata dia, sesungguhnya amat mudah. Apa yang telah ditimpakan kepada manusia, semua adalah ujian yang memberi hikmah.

“Kemarau cukup panjang yang kita alami saat ini, sesungguhnya adalah peringatan dari Allah SWT. Ini adalah ujian bagi kita, apakah bisa melaluinya dengan tetap istikamah dengan rasa syukur. Dengan peristiwa ini, kita bisa menghadapi siklus musim tahun depan dengan lebih bijaksana. Misalnya, dengan tidak menebang pohon sembarangan dan selalu hemat air,” kata dia.

Mengenai salat istisqa, Ustaz Teguh menegaskan bahwa Islam memberi pilihan dalam semua masalah. Urusan kehidupan dan keberadaan dunia, baik yang dialami manusia maupun makhluk lainnya, sesungguhnya telah diatur.

“Segala yang terjadi pada dunia ini sudah dalam skenario Allah SWT. Kita sebagai orang beriman wajib menjalankan syariatnya. Dan ketika kita kekurangan air, ikhtiar pertama tentu kita menggali sumur atau mencari ke sungai. Tetapi jika sudah terlalu sulit, kita serahkan keputusan Allah dengan salat istisqa ini. Kita sangat berharap dikabulkan, tetapi kalau Alloh berkehendak belum, maka itu adalah takdir yang harus kita terima,” kata dia. (rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos