Komisaris PTPN VII Kunjungi Unit Sungai Lengi

img
Rombongan komisaris PTPN VII meninjau kebun kelapa sawit unit Sungai Lengi di Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan

MOMENTUM, Muaraenim--Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII terus mengawal proses pemulihan kondisi pengelolaan managemen badan usaha milik negara tersebut.

Salah satu bentuk pengawalan proses pemulihan tersebut dilakukan dengan menginspeksi kebun kelapa sawit PTPB VII  Unit Sungai Lengi, Sumatera Selatan, Senin (11-11-2019).

Inspeksi tersebut dilakukan langsung Komisaris Independen, R. Juniono Soehartjahjono didampingi Komisaris Utama PTPN VII Agus Pakpahan.

Di kebun yang belokasi di Kabupaten Muaraenim itu, rombongan Dewan Pengawas Manajemen tersebut disambut Direktur Operasional PTPN VII Husairi. 

Agus Pakpahan mengatakan, ispeksi tersebut untuk  memastikan seluruh proses manajemen tanaman dan pengolahan pada komoditas kelapa sawit berjalan dengan baik. Selain itu, profesor riset bidang agro ekonomi itu juga untuk mengenalkan prospek penggunaan pupuk cair magot yang diproduksi sendiri oleh setiap unit di PTPN VII.

Diketahui, Agus Pakpahan adalah penemu teknologi penggunaan biokonversi lalat hitam (black soldier flies) untuk diternakkan untuk menghasilkan pupuk cair organik ini terus mencari cara yang tepat untuk membantu perusahaan. 

Agus mengaku telah membuat model pembuatan pupuk cair organik itu di beberapa unit di lingkungan PTPN VII.

“Dengan pengembangan pupuk cair magot ini, ke depan, PTPN VII akan menjadi perkebunan terpadu. Selain budi daya, kita juga memproduksi pupuk,” kata dia.

Komisaris Independen R. Juniono Soehartjahjono mengatakan, pihaknya berkewajiban memantau setiap proses budi daya dan pengolahan pada semua unit  PTPN VII. 

Untuk saat ini, komoditas kelapa sawit menjadi tumpuan pendapatan di PTPN VII. Tiga komoditas lainnya, karet, saat ini sedang berada pada titik nadir produksi karena sedang puncak musim kemarau dan terjadi gugur daun.

“Dari sisi produksi, saat ini kita hanya berharap dari kelapa sawit. Sebab, karet sedang terek (gugur daun) sehingga getahnya mungkin cuma 50 persen. Untuk gula, kita baru selesai giling dan tanaman tebu kita juga banyak yang kekeringan akibat kemarau. Sedangkan teh sedang proses pemulihan,” terangnya.

Direktur Operasional PTPN VII Husairi mengatakan,  saat ini pihaknya terus berupaya memaksimalkan produksi kelapa sawit. Selain dari kuantitas, melalui proses budi daya, terutama pada penanganan pasca panen, untuk mutu perlu dijaga dengan ketat.

“Alhamdulillah, dengan berbagai upaya, termasuk melalui kerja sama pengamanan aset dengan TNI dan Polri, produk kita yang losess akibat pencurian sudah relatif rendah. Kami juga terus memperbaiki kualitas dengan menjaga ketat agar tidak ada buah mentah dipanen maupun proses pengolahan di pabrik,” ungkapnya.

Kedatangan rombongan di awali dengan peninjauan tanaman sawit yang ada di Afdeling 3. Setelah melakukan berbagai diskusi mengenai kondisi tanaman antara yang ada di Sungai Lengin dan Unit lainnya. Lalu, dilanjutkan dengan  meninjau operasional pabrik TBS yang memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO, crude palm oil). (nur/humasPTPN VII)







Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos