Cuma Ngomong, Kali Aja Benar

img
Munizar Redaktur Pelaksana Harianmomentum.com

MOMENTUM, Bandarlampung--Seekor badak tergantung di tepi jurang. Culanya tersangkut di sela dinding bebatuan jurang. Kakinya yang pendek berusaha menggapai dinding jurang.

Cula yang tersangkut menjadi satu-satunya penopang tubuhnya yang tambun dan berat itu agar tak terhempas ke dasar jurang.

Di sebelahnya, tampak seekor harimau mengalami nasib serupa. Hanya saja si harimau punya harapan lebih baik untuk tidak terjerembab ke dasar jurang.

Tubuhnya masih bisa menempel di dinding batuan jurang. Cakar kedua tanganya mencengkram kuat batuan di bibir jurang. Cakar kedua kakinya mengais dinding jurang. Berusaha menopang tubuhnya agar tetap bisa naik, ke bibir jurang.

Tuturan fabel itu, sepertinya cocok menggambarkan kondisi tim sepak bola Perseru Badak Lampung.

Nasib tim berjuluk Laskar Saburai itu, tak ubahnya seperti nasib badak yang tergantung di atas jurang.

Dengan raihan 33 poin dan menyisakan dua pertandingan, hampir mustahil Badak Lampung bisa bertahan di Liga 1.

Andai bisa memenangkan sisa dua pertandingan, poin maksimal yang bisa diraup hanya 39.

Pesaing terdekatnya, Persija Jakarta yang mengumpulkan 38 poin.

Bedanya tim berjuluk Macan Kemayoran itu masih menyisakan tiga pertandingan. Macan Kemayoran cukup meraih dua hasil seri atau sekali menang untuk tetap bertahan di Liga 1.

Andai Persija hanya bisa meraih dua kali hasil imbang, maka 40 poin dikantongi. Itu tak mungkin terkejar oleh Badak Lampung. Apa lagi, jika Persija bisa menang satu kali. Maka 41 poin lebih dari cukup untuk mengantarkan Badak Lampung ke Liga 2.

Belum lagi Semen Padang FC yang masih bisa meraup poin maksimal 40. Tim berjuluk Kabau Sirah saat ini punya poin 31 dan menyisakan tiga pertandingan.

"Ah sudahlah secara matematis, nasib Badak Lampung hampir pasti degradasi," cetus Ended temanku.

"Eh ntar dulu. Ini sepak bola Indonesia bung. Eksistensi tim bukan hanya ditentukan di lapangan. Strategi dibalik meja juga bisa menentukan nasib tim sepak bola," kata Aan menimpali.

"Maksud lu?" tanya Ended. "Ngk tau, gw juga cuma ngomong doang. Biar kayak pengamat. Kali aja benar...?" jawab Aan enteng. Hmm..aku paham maksud Aan. Ya semoga kali aja benar..? tabik pun.. (**)






Editor: Harian Momentum





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos