MOMENTUM, Bandarlampung--Cuaca buruk yang terjadi sejak awal Januari 2020 menyebabkan sejumlah nelayan di Bandarlampung jarang melaut.
Mereka khawatir adanya gelombang tinggi yang terjadi akibat cuaca buruk. Akibatnya, tangkapan mereka pun berkurang dari biasanya.
"Dari kemarin tidak berani melaut, takut kapal terombang-ambing karena gelombangnya lagi tinggi sama anginnya juga kencang," kata salah satu nelayan Sunaryo kepada harianmomentum.com, Jumat (10-1-2020).
Padahal, menurut dia, biasanya mereka bisa mencari ikan hingga ke beberapa pulau. "Biasanya sampai Pulau Lelangga, Pulau Legundi serta Pulau Tembesi. Sekarang tidak berani, cuma di pinggir-pinggir saja, gelombangnya tinggi kalau di tengah," jelasnya.
Kondisi itu pun mempengaruhi pendapatan para nelayan. "Biasanya kalau cuaca lagi normal, sekali melaut mendapatkan empat kwintal (400 kilogram), tapi akhir-akhir ini hanya satu kwintal," katanya.
Senada, Nazami mengatakan sejak awal tahun, hasil tangkapannya hanya sekitar 500 kilogram. "Kalau cuacanya bagus, sekali melaut bisa mendapatkan satu setengah ton. Karena ukuran kapal dan jaring yang saya gunakan lebih besar," jelasnya.
Meski demikian, dia tetap sering melaut untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. "Hari Rabu saya masih melaut, tetapi belum sampai ke tengah, sudah putar haluan karena ketinggian gelombang sampai dua meter lebih," terangnya.
Nazami saat tidak melaut, aktivitas yang dilakukannya serta rekan-rekan sesama nelayan hanya melakukan perawatan kapal serta jaring ikan.
"Saat tidak melaut seperti ini, yang kita lalu hanya merapihkan kapal serta mengecek jaring takut ada yang putus," katanya. (vaw)
Editor: Harian Momentum