MOMENTUM, Bandarlampung--Sejak virus corona atau covid-19 mendunia, masker menjadi salah satu barang langka. Di Lampung, masker sangat sulit diperoleh.
Kalaupun ada, harganya meningkat puluhan kali lipat. Biasanya, harga satu kotak masker merk Sensi berisi 50 lembar dijual hanya Rp30 sampai Rp40 ribu. Kini bisa mencapai Rp1 juta per kotak atau Rp20 ribu satu lembar.
Berdasarkan penelusuran harianmomentum.com, Selasa (3-3-2020), di sejumlah apotek dan sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Bandarlampung, tidak lagi menjual masker.
Salah satu warga Bandarlampung, Nico mengaku sangat sulit mencari masker di kota tersebut. Bahkan, hampir seluruh apotek dan pusat perbelanjaan dia kelilingi.
Hasilnya, sejumlah apotek dan pusat perbelanjaan tidak lagi menjual masker. Meski demikian, ada beberapa yang masih menjual. Harganya pun meningkat drastis.
"Sudah beberapa waktu ini, saya mau beli masker tapi kosong. Ada yang masih jual, tapi harganya Rp20 ribu per lembarnya. Artinya bisa sampai Rp1 juta per kotaknya," kata Nico kepada harianmomentum.com.
Dia mengaku hendak membeli masker agar anak-anaknya tidak tertular flu. Bukan karena adanya isu virus corona. "Ya saya biasanya kalau batuk pilek saya pakai masker, supaya anak-anak tidak tertular. Bukan karena ada virus corona ini, tapi sekarang sangat sulit nyarinya," ujar Nico.
Dia menduga ada permainan oknum yang sengaja menyembunyikan masker. Sehingga, saat benar-benar dibutuhkan bisa dijual dengan harga yang mahal.
Karena itu, dia meminta pemerintah mengambil langkah terkait kelangkaan tersebut. "Pemerintah harus menyikapi soal masker langka. Jangan sampai ada oknum yang bermain-main dengan harga masker," tuturnya.
Senada, warga Kemiling, Rani mengaku sangat sulit mencari masker. Terlebih saat ada pemberitaan soal warga negara Indonesia (WNI) yang tertular virus tersebut.
"Ada yang masker biasa itu harganya Rp5 ribu. Tapi kalau yang merk sensi itu harganya menggila, bisa sampai Rp20 ribu satu lembarnya," terang Rani.
Walau begitu, dia mengaku mayoritas pusat perbelanjaan dan apotek tidak lagi menjual masker. "Biasanya di apotek itu ada, tapi sekarang jarang yang jual," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Reihana menyatakan kelangkaan masker bukan kewenangan dari instansi tersebut.
Reihana pun menyarankan untuk menanyakan kepada BBPOM (Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan) di Bandarlampung. "Nanti coba ke BBPOM saja, karena itu adalah ranah mereka terkait pengawasan," ujarnya.
Meski demikian, dia menyatakan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum ada instruksi untuk menggunakan masker. "Masker digunakan hanya untuk orang-orang yang sakit saja. Kalau sudah ada instruksi terkait penggunaan masker baru kita gunakan," terangnya.
Dia mengaku Dinkes Lampung memiliki stok masker yang akan dibagikan jika sudah ada instruksi dari Kemenkes RI. "Kami ada stok, tapi hanya disiapkan untuk dibagikan kalau memang harus menggunakan masker semua. Tapi saat ini belum ada instruksi, jadi kami tidak akan membagikannya," sebutnya.
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Agung DW
Editor: Harian Momentum