Harianmomentum--Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Lampung menyesalkan ketidaktransparanan
tender penyelenggaraan Festival Krakatau 2017.
"Kami tak pernah tau adanya tender tersebut," kata Ketua P3I Lampung, Fadliyansah Cholid, seperti dikutip rmollampung.com, Rabu (2/8).
Yeye,
panggilan akrab Fadliyansah Cholid, P3I Lampung menaungi 13 event organiser
(EO) yang juga mampu menyelenggarakan Festival Krakatau jika diberikan
kesempatan Pemprov Lampung. "Tak perlu EO luar daerah, anggota kami juga
mampu," kata tokoh Komunitas Senyum (Komnyun).
Selain
itu, katanya, keunggulan EO lokal, memiliki pemahaman lebih dalam penguasaan
kondisi daerah. "Mengingat P3I menawungi 13 EO profesional, saya pikir
tidak kalah secara konseptual dan kemampuan menyelenggarakan even sekelas
Festival Krakatau tersebut," ujarnya.
Penggiat pariwisata dan lingkungan tersebut berpendapat apa
yang terjadi dalam tender penyelenggaraan Festival Krakatau merupakan bukti
bahwa pemerintah daerah hanya sekadar basa-basi, hanya selogan, dalam pengembangan
ekonomi kreatif.
Pada Selasa (1/8), Ketua Umum DPD Ardin Provinsi Lampung
Izhar Laili mengungkapkan tender penyelenggaraan Festival Krakatau 2017 senilai
Rp2,5 miliar terindikasi rekayasa sehingga pemenangnya tetap EO yang sama tahun
lalu
Waktu pendaftaran festival juga mepet, yakni hanya sebulan.
Tender proyek dibuka awal Juli dan pelaksanaannya Agustus. "Padahal,
tender sudah bisa dibuka sejak awal tahun agar dapat memberikan kesempatan
banyak event organiser ikut tender, ujar Izhar Laili.
Akibat sempitnya masa tender, hanya dua peserta yang ikut
lelang penyelenggaraan Festival Krakatau, yakni PT Diyandra Promosindo dan PT
Potensindo Global. "Seharusnya, tender, minimal diikuti tiga
perusahaan," ujar Izhar.
Dari perusahaan itu, PT Potensindo dinyatakan panitia yang
tercantum dalam Web Lembaga Pelelangan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi
Lampung tidak memenuhi syarat. Sehingga, PT Diyandra Promosindo yang dinyatakan
sebagai pemenangnya. (her)
Editor: Harian Momentum