MOMENTUM, Bandarlampung--Manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII merumuskan fase kebiasaan baru (the new normal) berkait dengan masa pemulihan akibat pandemi virus corona (covid-19).
Dalam timeline yang disusun tim, BUMN yang berkantor pusat di Bandarlampung ini menyebut pada Agustus 2020 seluruh sektor kehidupan di Indonesia akan kembali normal dengan budaya hidup sehat yang baru.
“Kami mem-break down dari apa yang menjadi keyakinan Pemerintah Pusat dan Kementerian BUMN bahwa wabah ini akan segera berakhir. Namun, fase normal setelah wabah ini akan membentuk budaya atau kebiasaan hidup baru yang biasa kita sebut the new normal,” kata M. Audy Temata, Ketua Tim Preventif Task Force Penanganan Covid-19 PTPN VII usai rapat sosialisasi skenario new normal di lingkungan PTPN VII, Selasa (26-5-2020).
Rapat dihadiri Ketua Informasi dan Media yang juga Sekretaris Perusahaan Okta Kurniawan, Ketua Tim Kuratif yang juga Kabag Umum dan PKBL Yessy Plofesi, Ketua Tim Keberlanjutan Bisnis yang juga Kabag Perencanaan Strategis dan TI Yulianto, Ketua Tim Perlindungan Logistik yang juga Kabag Pengadaan dan Pemasaran Iyushar Ganda Saputra, dan beberapa anggota tim.
Dalam pengantarnya, Audy Temata yang juga Plt. Kabag Sumber Daya Manusia (SDM) PTPN VII mengatakan, Tim Task Force secara proaktif melakukan persiapan menghadapi perubahan budaya pasca pandemi. Hal ini karena tatanan hampir seluruh kehidupan manusia akan berubah.
Tentang timeline yang disusun dengan optimistis, Audi mengatakan pihaknya mengacu kepada data yang dirilis pemerintah dan Kementerian BUMN. Untuk modifikasi domestik di lingkungan PTPN VII yang area kerjanya berada di Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu, pihaknya juga optimistis bahwa skenario yang disusun timya cukup rasional.
Audi menambahkan, skenario dan timeline yang disusun Tim Task Force PTPN VII sangat diperlukan untuk menjadi panduan rencana keberlanjutan bisnis PTPN VII. Sebab, kata dia, para pihak yang terlibat bisnis dengan PTPN VII juga harus memiliki gambaran mengambil langkah dan strategi bisnisnya.
“Kami kan bukan berdiri sendiri. Ada mitra bisnis seperti para vendor, pembeli, penyedia jasa, dan stakeholder lain yang mempunyai keterkaitan erat dengan bisnis kami. Oleh karena itu, kami harus mempunyai panduan dan timeline yang jelas juga meskipun kemungkinan perubahannya juga tinggi,” kata dia.
Dalam timeline yang disusun PTPN VII, pada 22 Mei 2020 telah dibuat protokol baru skenario “the new normal”. Pada tanggal itu juga akan diberlakukan work from home (WFH) yang semula dengan komposisi 70:30 menjadi 50:50 dengan prioritas bagi karyawan berusia di bawah 45 tahun.
Pada 1 Juni 2020, komposisi WFH masih sama dengan fase pertama dengan 50:50 atau 50 persen bekerja di kantor dan 50 persen bekerja di rumah. Pada fase ini juga akan dimungkinkan kegiatan rapat langsung dengan peserta maksimal 40 orang.
Secara berangsur, fase ketiga pada 8 Juni 2020 akan bertambah komposisi menjadi 70:30 persen yang WFH dengan kegiatan perkumpulan orang maksimal 60 orang. Pada fase keempat (29 Juni 2020) WFH sudah tinggal 20 persen saja sampai fase kelima (29 Juli 2020). Sedangkan memasuki bulan Agustus 2020, semua karyawan masuk kantor dan bekerja dengan norma baru.
Dalam perjalanan semua fase, prosedur standar operasional sebagaimana protokol kesehatan dan keselamatan tetap dijalankan. Yakni, pembatasan perjalanan dinas, optimalisasi teknologi informasi untuk mendukung bekerja dari rumah atau tempat lain, tracking kondisi karyawan, penanganan karyawan terdampak covid-19, dan standar fasilitas kerja yang sehat.
“Dalam semua tahap atau fase ini, semua protokol kesehatan dan keselamatan tetap dijalankan. Antara lain, physical distancing, wajib pakai masker, pengukuran suhu tubuh, perilaku hidup sehat dan bersih. Ini yang dimaksud dengan budaya hidup baru atau the new normal,” kata Audy.
Dalam skup lebih luas, Audy mengatakan kegiatan hidup sosial ekonomi masyarakat akan mulai dilonggarkan selaras dengan perkembangan pandemi. Mengutip time line yang dirancang Pemerintah, Audy menyebut pada Agustus 2020 masyarakat Indonesia akan menjalankan kehidupan 100 persen dengan pola new normal. Yakni, hidup yang lebih bersih dan sehat serta peduli sesama. (*).
Editor: M Furqon/Rls.
Editor: Harian Momentum