Lampung Segera Luncurkan Teknologi Rabakong

img
Dekan Fakultas Pertanian Unila, Profesor Irwan Sukri Banuwa.

MOMENTUM, Bandarlampung--Tak lama lagi Provinsi Lampung meluncurkan teknologi tepat guna untuk mengatasi persoalan petani singkong.

Produk terobosan itu berupa mesin perajang batang singkong (Rabakong). Hasil kerjasama Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) dengan pemerintah provinsi (Pemprov) setempat.

Menurut Dekan Fakultas Pertanian Unila, Profesor Irwan Sukri Banuwa, mesin canggih ciptaan mereka itu berguna untuk mencacah batang singkong.

Setelah dicacah, batangtersebut menjadi halus seperti butiran beras yang kemudian diolah menjadi pakan ternak sapi dan kambing.

“Lalu, butiran kami campur dengan multi nutrien saos untuk pangan ternak yang dapat menambah bobot hewan. Sehingga daging yang dihasilkan lebih optimal,” jelasnya.

Selanjutnya, pakan ternak itu dapat dijual ke provinsi lain sehingga menjadi sumber pendapatan daerah.

Adanya teknologi tepat guna itu, membuat para petani singkong dapat menghemat biaya pembersihan batang tanaman pascapanen.

“Hal ini dapat menjadi solusi bagi gubernur untuk mewujudkan Petani Lampung Berjaya,” ujarnya.

Menurut Profesor Irwan, kesulitan petani selama ini mengurusi batang singkong pascapanen. Hingga rela mengeluarkan biaya tambahan untuk menyingkirkannya.

Atas dasar itu pihaknya telah mengalkulasi. Dalam satu hektar, terdapat empat hingga lima ton batang singkong.

Untuk membersihkannya, para petani harus mengeluarkan biaya sekitar Rp700 ribu hingga satu juta.

“Jika tidak dibersihkan akan menjadi tumpukan yang menjadi persoalan baru, membuat sarang hama tikus,” jelasnya.

Lalu solusinya, Fakultas Pertanian menjadikan batang singkong yang tidak bermanfaat, menjadi lebih bermanfaat melalui rabakong.

Menurut dia, Provinsi Lampung sebagai produsen terbesar penghasil singkong yang digunakan sekitar 35 persen untuk produksi nasional.

“Pada tahun 2018 saja ada sekitar 304 ribu hektar singkong di Lampung. Kemudian, di 2019 berkurang menjadi 290 ribu hektar,” jelasnya.

Persoalannya adalah tanaman singkong itu yang diambil adalah umbinya. Sedangkan, batangnya tidak dapat dimanfaatkan.

“Makanya kami ciptakan terobosan untuk membantu pemprov Lampung sekaligus petani singkong memanfaatkan batang singkong,” katanya. (**)

Laporan: Vino Anggi Wijaya

Editor: Andi Panjaitan






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos