MOMENTUM, Kalianda--Puluhan mandor, asisten, dan manajer PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII wilayah Lampung yang membudidayakan tanaman karet berkumpul di areal perkebunan karet Afdeling Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu (29-8-20).
Dikemas dalam acara Family Gathering, mereka bertukar informasi dan berbagi pengalaman dalam memaksimalkan penggalian produksi karet. Di akhir sesi, mereka berwisata bersama keluarga di Pantai Sudul, yang merupakan bagian dari Pantai Teluk Nipah milik PTPN VII.
Acara dibuka dan diikuti Senior Executive Vice President (SEVP) Operation II yang membidangi komoditas karet dan tebu (gula), Dicky Tjahyono. Selain itu, hadir juga Kabag Tanaman Wiyoso dan beberapa karyawan dari kantor direksi.
Dalam statemen pembukaan, Dicky Tjahyono mengapresiasi kegiatan yang bersifat leasure tetapi tetap membawa misi perusahaan ini. Ia mengatakan, dalam situasi perusahaan sedang membutuhkan suntikan semangat, setiap kegiatan, termasuk rekreasi bersama keluarga, selayaknya tetap bermuatan edukasi membangun korporasi.
“Saya apresiasi acara ini. Ini rekreasi sambil mengedukasi. Nggak apa-apa membawa keluarga, supaya mereka juga tahu kondisi perusahaan saat ini. Dan belajar langsung seperti studi banding begini menurut saya sangat efektif,” kata dia.
SEVP yang sangat akrab dengan karyawan ini mengatakan, field trip atau field day dengan model pembelajaran langsung ke objek yang dipelajari ke depan seharusnya menjadi budaya. Sebab, kata dia, ilmu yang di dapat dari pengalaman bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga membangun sikap simpati dan empati.
“Ini bukan sekadar soal teknis, tetapi juga soal hubungan emosional antar karyawan. Kalau para unsur pimpinan bisa lebih dekat dari hati ke hati dengan karyawan, secara alamiah akan muncul motivasi. Dan itu sepertinya yang terjadi di Unit Bergen ini,” kata Dicky.
Dicky mengapresiasi kinerja (PTPN VII) Unit Bergen yang mencatatkan produktivitas sangat baik. Ia menyebut, Unit Bergen sebelumnya adalah kebun yang sangat sulit berproduksi maksimal karena berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah soal keamanan. Namun, dengan penanganan yang baik secara manajemen, kepemimpinan, pendekatan dengan parapihak, dan manajemen pengamanan bekerja sama dengan BKO Marinir, hasilnya sangat memuaskan.
“Belajar dari Unit dan rekan kita memiliki keunggulan baik dari produksi, DRC bahkan mengelola lingkungan kerja yang kondusif, itu yang dilakukan para pendahulu kita. Seperti field day dan field trip pola pembelajaran dan mengingatkan para penyadap, mandor dan asisiten tanaman mengenai norma penyadapan dan SOP yang semestinya diterapkan” kata Dicky.
Di kebun Afdeling Kalianda, penyadap dapat menghasilkan kadar karet (DRC, dry rubber content) rata-rata 30,1% dengan produktivitas 29,5 kg hari kerja (HK). Demikian juga di afdeling lain di Unit Bergen, pengelolaan SDM untuk mentaati standar operational procedure (SOP) cukup baik. Para penyadap bisa memanajemen penggunaan kulit sadap tidak boros dan tidak melukai pohon dengan RKAP tercapai.
“Afdeling Kalianda UKK Bergen menjadi contoh atas prestasinya bisa pemakaian kulit sesuai norma/tidak boros, produksi yang diatas RKAP, DRC baik serta kekompakan tim. Saya apresiasi terhadap kinerja BKO Marinir yg ikut membantu dalam pengamanan produksi baik secara preventif melalui pendekatan agama maupun represif apabila sudah melewati batas” kata Dikcy disambut tepuk tangan para peserta family gathering.
Manajer Unit Bergen, Ahmad Nurwibowo didampingin Asisten SDM & Umum Ferdi mengatakan, Afdeling Kalianda memiliki areal HGU seluas 820 hekatare. Terdiri dari 540 hektare tanaman produktif, 30 hektare dikelola anak perusahan Optima Nusa Tujuh untuk penambangan batu basal, dan 250 hektare areal fasilitas perumahan, perkantoran, dan lainnya. Tanaman karet yang dikelola terdiri dari tahun tanam 2009, 2010, dan 2011.
“Kami membangun kekeluargaan dengan para karyawan dengan tidak melihat strata pekerja, mau dia penyadap, mandor, maupun pekerja lainnya. Sehingga pesan-pesan manajemen dapat tersampaikan dengan baik. Kami mengadakan field day ini setiap dua pekanan untuk mengingatkan para penyadap pada SOP,” kata Ahmad Nurwibowo. (*).
Laporan: Nur/Rls.
Editor: Harian Momentum