Bersama PTPN VII, Meraih Obsesi Sentra Industri Keripik

img
Kampung UKM Digital Sentra Keripik Bandarlampung. Foto. Ist.

MOMENTUM, Bandarlampung--Gapura bermahkota siger berwarna hijau dengan tulisan ‘Selamat Datang di Kawasan Industri Keripik Kota Bandar Lampung” di mulut gang itu terlihat gagah. 

Pada tahun itu, alat peraga promosi dan iklan out door belum seramai pada era digital printing saat ini. Tak heran jika papan nama yang melintang besar dengan logo Kota Bandar Lampung di sebelah kiri dan logo PTPN VII di sebelah kanan itu menarik perhatian.

Para pelintas banyak yang sengaja memasuki gerbang itu untuk mengusir penasaran. Dan memang, secara kasat mata, saat itu gebyar yang ditampilkan gapura itu belum terlihat. Hanya ada beberapa toko keripik dengan aneka jenis dan rasa yang memajang dagangan di ruas jalan sepanjang 4,5 kilo meter itu. 

Namun, ketika ada yang bertanya, para tamu akan diarahkan ke “dapur” keripik milik Cipto dan beberapa adiknya yang justru berada di sempalan Jalan Pagaralam. Yakni, Jalan Perum Griya Sejahtera, Segalamider.

Promosi dengan mendirikan gapura megah itu sangat efektif. Rasa penasaran orang untuk melihat dan merasakan sensasi aneka keripik buatan Lampung itu terus mengalir. Pengaruh itu menjadi tantangan para anggota kelompok usaha bersama untuk menyambut pengunjung.

“Karena banyak yang datang, maka kami juga jadi semangat. Banyak diantara anggota yang mengundang kerabatnya atau orang tuanya untuk investasi membangun gerai modern. Mereka tidak produksi, tetapi kami yang memasok. Jadilah seperti sekarang ini,” kata dia.

Di gerai-gerai yang saat ini menjadi warna khas hampir sepanjang Jalan Pagaralam ini, aneka keripik tersedia. Berawal dri keripik singkong buatan Cipto yang hanya tersedian rasa gurih, kini keripik singkong sudah ada beragam rasa. Juga keripik pisang, keripik nangka, keripik sukun, keripik talas, keripik ubi jalar atau mantang, dan lainnya.

Ada rasa original alias asli, ada rasa asin, gurih, manis, cokelat, moka, strawberry, melon, hingga rasa-rasa lain. Selain keripik, gerai-gerai ini juga menjadi reseller untuk produk-produk lain seperti kopi Lampung, kerupuk, lempok, dan lain-lain smapai terasi.

PTPN VII selain melepas dana kredit juga memiliki tanggung jawab untuk membantu para pengrajin melancarkan usahanya. Para pengrajin diikutkan berbagai pelatihan wira usaha, pelatihan manajemen pembukuan, promosi, packaging, pelayanan pelanaggan, hingga merancang perluasan bisnis.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PTPN VII. Sebab, melalui PTPN VII obsesi kami untuk menjadikan Jalan Pagaralam menjadi sentra industri keripik ini berjalan. Sekarang, nama Sentra Keripik Lampung ini sudah kondang se Indonesia. Saya bisa bertemu dengan kakak sepupu saya yang tinggal di Papua karena mereka melihat sentra keripik di sini,” kata dia.

Saat ini, terdapat 54 gerai keripik aneka rasa di sepanjang Jalan Pagaralam ini. Cipto mengakui, meskipun sebagai pemrakarsa dan yang memulai usaha keripik, saat ini dia hanya sebagai pemasok kecil untuk pemilik outlet-outlet besar. Ia meyakini, soal rezeki sudah ada takaran untuk siapa dan berapanya.

Tinggal di Gang Pubian di ujung jalan buntu Perumahan Griya Sejatera, Cipto bersyukur dengan apa yang dibagikan Tuhan kepadanya. “Saya pernah punya toko di depan, tetapi harus saya relakan dijual. Yang pasti, itu belum rezeki saya,” kataa bapak tiga anak dengan satu cucu itu. 

Nama Gang PU sebagai sentra keripik Lampung itu sudah tidak terlalu membutuhkan kehadiran gapura. Gapura yang dulu dibangun PTPN VII, kini sudah direhabilitasi menjadi warna silver. Masih ada logo PTPN VII, tetapi di sebelah kiri ada logo perusahaan telekomunikasi. Tetapi yang terpenting, kehadiran sentra keripik Lampung sebagai branding, kini telah menjadi jalan usaha ribuan pebisnis di jalur ini. Cipto menyebut, dari 54 gerai keripik di sepanjang jalur ini, berputar omset tak kurang dari Rp8 miliar per bulan. (*).

Editor: M Furqon/Rls.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos