MOMENTUM, Rejosari--Kebun kelapa sawit dan pabrik karet PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Rejosari, Pematang Kiwah, Lampung Selatan menjadi objek perdana asistensi Tim Inspektorat PTPN Holding.
Secara maraton selama dua pekan mulai Rabu (4-11-2020), tim akan melakukan diskusi mendalam tentang teknis operasional, produksi, pabrik, dan sumber daya manusia (SDM) di seluruh unit kerja PTPN VII di Lampung dan Sumsel Sumatera Selatan.
Inspeksi yang dilakukan tim induk perusahaan ini adalah rangkaian strategi dalam proses transformasi bisnis.
Salah satu anggota tim Amrin Pane mengatakan, pihaknya mendapat tugas untuk melakukan pemeriksaan data pada seluruh proses manajemen, menverifikasi dengan fakta di lapangan, untuk kemudian didiskusikan untuk mendapatkan formula terbaik dalam kerangka perbaikan.
“Inspeksi akan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari data keadaan umum, proses operasional dari on farm maupun off farm, manajemen human capital, keuangan, dan detail teknis lainnya. Kami akan memastikan semua data sesuai dengan fakta. Lalu, kami akan berdiskusi secara kritis untuk mendapatkan solusi jika ada masalah di lapangan,” kata dia.
Selama inspeksi, tim akan menemui semua level karyawan dari manajer sampai pelaksana. Di Unit Rejosari-Pematang Kiwah, Tim disambut Manajer Syafei Ritonga. Setelah mendengar penyampaian materi gambaran umum Unit keesokan harinya, Tim langsung meninjau areal kebun.
Manajer Unit Syafei Ritonga mengapresiasi kedatangan tim dari holding. Dalam kesempatan itu, dipaparkan potensi yang dimiliki kebun Rejosari (Resa). Ia menjelaskan unit Resa memiliki areal tanaman kelapa sawit seluas 3.187 hektare. Sedangkan di Pematang Kiwah (Pewa) yang berada di Natar, terdapat pabrik pengolahan karet remah dengan produk Standard Indonesian Rubber (SIR 20).
Khusus kebun Resa, kata Syafei, jajaran yang ada terus berupaya melaksanakan norma-norma perlakukan kepada tanaman sesuai dengan standar operasional (SOP) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ia menyebut produksi di kebun Resa saat ini sudah mencapai target RKAP.
"Kami optimis dengan tim yang ada saat ini terus menggenjot produksi, sehingga bisa melebih target yang ada," katanya.
Kepada jajaran Unit Rejosari-Pematang Kiwah, Amrin Pane mengharapkan agar memberikan informasi yang konkrit. Hal ini karena hasil inspeksi ini akan menjadi acuan holding dalam mengambil keputusan/langkah untuk perbaikan PTPN VII ke depan.
Amrin Pane berharap kebun Unit Rejosari yang pernah menjadi percontohan dengan tanaman yang baik dan produksi unggul dicapai kembali. Dengan penggalian data yang akurat, kata dia, dapat memberikan gambaran kepada tim dalam membuat laporan valid yang akan disampaikan kepada Holding.
“Hari ini saya akan melihat gambaran dalam data yang disampaikan dalam profil unit dan besok kita lihat di lapangan secara detil. Kita akan lihat apakah SOP semua aspek yang ditetapkan Kantor Direksi sudah diterapkan? Apakah SDM-nya sudah sesuai standar kompetensi dan jumlah seperti yang ditetapkan holding? Ini perlu kita lihat dari berbagai aspek,” kata inspektur yang sebelumnya menjabat Kabag Tanaman di PTPN IV ini.
Ia menegaskan, manajer unit perlu memberikan pemahaman kepada para asisten mengenai SOP, kontrak pemeliharaan, angkutan, dan teknis lainnya. Ia juga mengingatkan manajer untuk menegaskan kembali apa peran vendor dan peran unit, sehingga semua dapat berjalan sesuai yang ditetapkan.
“Dalam melaksanakan pekerjaan, hal terpenting adalah mencitai pekerjaan dan memahami apa yang dikerjakan. Jika terdapat kendala atau permasalahan harus paham apa yang harus dikerjakan untuk mendapat solusinya.
Secara keseluruhan, Tim Inspektorat yang diketuai Desmanto dengan tujuh orang anggotanya. Selain Amrin Pane, ada Eka A. Putra, Muchlis Nasution, Herbert Panjaitan, Ngadri, Irwan Hidayat, dan Midian Sitorus. Mereka secara serentak dan maraton menginspeksi seluruh Unit Kerja di PTPN VII sampai 22 Novmber 2020. (*).
Editor: Nurjanah/Rls
Editor: Harian Momentum