MOMENTUM, Gedongtataan--Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Khadijah, Desa Negerisakti, Kecamatan Gedongtataan membantah terkait nama Ponpes yang dihubungkan dengan salah satu terduga teroris.
Kepala Kesantrian mewakili pengurus Ponpes Khadijah, Faruk menerangkan pihaknya bersedia dimintai keterangan oleh pihak berwajib untuk meluruskan kabar yang beredar tersebut.
"Kami sudah memberikan penjelasan kepada Kades, terkait berita yang menyebut salah satu orang yang tertangkap itu adalah pendiri Ponpes Khadijah, itu tidak benar," terang Faruk, Minggu (8-11-2020).
Bahkan dia juga telah menyerahkan susunan kepengurusan mulai dari pendiri sampai dengan pengurus saat ini, dan orang yang berinisial IHY warga Pekon Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu itu memang tidak ada dalam struktur kepengurusan apalagi pendiri.
"Kami siap memberikan keterangan apabila pihak berwajib meminta keterangan dari kami, karena disini kami atas nama Ponpes, kemudian nama desa dan juga Kabupaten Pesawaran merasa dirugikan dengan informasi tersebut," tambahnya.
Dia juga sampai saat ini, masih menunggu informasi lanjutan terkait pemeriksaan tersangka yang diamankan, apakah pernyataan sebagai pendiri itu keluar dari tersangka atau dari orang lain.
"Ini yang masih kami cari tau, omongan sebagai pendiri ini langsung dari mulut tersangka apa orang lain, sehingga berita ini tidak menjadi simpang siur," tegasnya.
Sementara itu, Kades Negerisakti Gema Sukma Jaya, membenarkan terkait lokasi Ponpes tersebut, namun dirinya belum mengetahui kebenaran informasi yang mengatakan salah satu pendiri ponpes tertangkap atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
"Kalau lokasinya memang di Negerisakti, namun tadi pihak ponpes sudah mengklarifikasi ke saya dan mengatakan isu itu tidak benar, tapi kalau ingin jelas hubungi pengurusnya saja," pungkasnya.
Sebelumnya, dikabarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri mengamankan empat terduga teroris. Dua warga Kabupaten Pringsewu, satu warga Kota Metro dan satu lagi warga Kota Bandarlampung.(**)
Laporan: Rifat Arif
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum